16 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Penggerak Aksi “Umbrella” Hongkong Dibebaskan

Hongkong, MISTAR.ID

Chan Kin-man menyatakan tidak pernah menyesali peristiwa perlawanan masyarakat yang diprakarsainya pada tahun 2014. Ia mengatakan perlu pengorbanan untuk mencapai kebebasan memilih secara politik bagi semua masyarakat.

Aktivis pro-demokrasi Hongkong Chan Kin-man meninggalkan penjara Sabtu (14/3/2020) dan mengatakan bahwa dia tidak menyesali kepemimpinannya atas pergerakan perlawanan masyarakat pada tahun 2014.

“Kehidupan di penjara sangat sulit, tapi saya sama sekali tidak menyesali… juga merupakan harga yang harus dibayar untuk melawan dalam demokrasi, “ kata Chan sambil menyerukan “Aku mau kebebasan memilih dalam politik” pada pendukungnya.

Pensiunan ahli sosiologi dan salah satu dari tiga pemimpin pergerakan pro-demokrasi ini dinyatakan bersalah tahun lalu atas konspirasi yang mengakibatkan keributan massal. Ia memobilisasi para pendukung selama 79 hari berdemo yang menyebabkan kota dibawah peraturan China ini dalam kondisi ‘jalan di tempat’

Para pendemo “Umbrella” bergerak secara damai menduduki dan memblokir jalan-jalan utama Hongkong mendesak untuk pemenuhan demokrasi. Namun tuntutan para demonstran ini tidak dipenuhi Beijing.

Disebut sebagai gerakan “Umbrella” dikarenakan para aktivis menggunakan payung (umbrella) untuk melindungi diri dari serangan gas air mata dan semprotan lada. Taktik simbolis Umbrella dipakai kembali pada tahun 2019 ketika terjadi demo anti-pemerintahan yang dipicu oleh RUU ektradisi pada seorang tersangka kriminal yang dikirim ke China untuk diadili di pengadilan dibawah kendali Partai Komunis.

Banyak pendemo tahun lalu mengatakan bahwa gerakan pada 2014 menjadi dasar mereka untuk perlawanan yang akan datang untuk demokrasi.

Chan mengatakan dia mengerti mengapa para pendemo muda bergabung ke aksi intens dalam beberapa bulan yang lalu karena mereka merasa pemerintah tidak lagi adil. “Aku pikir setelah beberapa bulan yang lalu, orang Hongkong lebih mengerti mengapa kami harus menggunakan perlawanan masyarakat untuk memperjuangkan kebebasan’” kata pria berusia 61 tahun itu.

Chan mengatakan dia akan mengunjungi para pendemo muda yang ditangkap dan akan berbagi pengalaman tentang bagaimana berdamai secara mental dengan hukuman yang sedang mereka hadapi.

Hongkong dikembalikan kepada China dari pemerintahan Inggris di tahun 1997 di bawah formula ‘satu negara, dua sistem’ yang menjamin kebebasan tidak hanya dinikmati di China. Tetapi banyak aktivis menuduh Beijing memperketat kendali atas Hongkong dan mematikan kebebasan tersebut.

Beijing menyangkal pernyataan tersebut dan menyalahkan Barat sebagai pembuat keresahan.

Sumber: Aljazeera
Penerjemah: Julyana Ang

Related Articles

Latest Articles