12.9 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Pejabat WHO: Vaksin Corona Mungkin Baru Hadir Di Akhir 2021

Jakarta, MISTAR.ID
Dale Fisher, pejabat Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan vaksin Virus Corona yang ditunggu banyak orang di seluruh dunia kemungkinan baru akan siap pada akhir 2021.

Linimasa ini, katanya, “sangat masuk akal” mengingat kebutuhan uji coba Fase 2 dan 3 dari tiap vaksin untuk menjamin keamanan dan kemanjurannya. Selain itu, perlu ada waktu bagi peningkatan produksi dan distribusi, serta pemberian vaksin.

Menurut Fisher, “kami saat ini masih dalam target”, untuk mendapatkan vaksin pada 2021 dengan fase pertama yang masih berjalan.

“Kami selalu berpikir bahwa sekitar bulan April, Mei, kami akan berada dalam studi tahap 1. Jadi ini berarti vaksin potensial telah ditemukan,” ujarnya, dikutip dari CNBC.

WHO sekarang mencoba vaksin pada individu, pada dasarnya untuk melihat apakah itu aman.

Uji coba ini akan memungkinkan “pengumpulan data awal” untuk menilai apakah vaksin potensial itu benar-benar berfungsi atau tidak sebelum uji coba yang lebih besar terkait keamanan dan kemanjurannya.

Fisher, yang juga seorang konsultan senior di divisi penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Nasional di Singapura, pun menyebut komentar Presiden AS Donald Trump bahwa vaksin Corona akan dikembangkan pada akhir 2020 sebagai hal yang “agak prematur.”

Terpisah, Severin Schwan, CEO raksasa farmasi Roche, mengaku ragu dengan target waktu yang diusulkan Trump soal vaksin itu. Dia menyebutnya sebagai “tujuan yang ambisius”.

“Saya tidak ragu bahwa karena begitu banyak perusahaan yang mengerjakan vaksin secara paralel, dan seperti yang kita lihat kolaborasi hebat dengan pemerintah, termasuk FDA (BPOM di AS), kita sebenarnya dapat mempercepat persetujuan vaksin,” katanya.

“Tapi tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien,” tutur dia.

Terkait penggunaan obat atau antivirus lainnya dalam pengobatan Corona, Fisher menyebut itu masih jauh dari mujarab. Menurutnya, pertahanan terbaik terhadap Covid-19 adalah vaksin yang akan membuat publik imun.

Diketahui, berdasarkan uji klinis awal oleh Gilead Sciences menunjukkan bahwa antivirus Remdesivir menjanjikan karena dapat mempersingkat waktu pemulihan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Selama vaksin itu belum ditemukan, ia menyarankan tips pelacakan kontak, jarak sosial, berobat ke rumah sakit, dan tidak keluar ketika sakit.

Diketahui, sejumlah negara mengembangkan pengobatan Virus Corona-nya masing-masing selama vaksi belum tersedia. Obat yang digunakan di antaranya adalah Remdesivir, Chloroquine, Tamiflu, hingga Avigan.

Dikutip dari AFP, per sabtu (9/5), pandemi Virus Corona telah menewaskan 275.018 orang di seluruh dunia. Sebanyak 154.313 kematian atau 85 persen di antaranya terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.

Eropa juga menjadi benua yang paling banyak kasus positif Covid-19, yakni 1.699.566 kasus. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kematian terbanyak yakni 77.280 kasus, diikuti oleh Inggris dengan 31.241 kasus, Italia 30.201 kematian, Spanyol 26.478 kasus, dan Prancis 26.230 kematian.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles