8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Ngeri! 6 Anak Meninggal Akibat Penyakit Baru yang Menyebar di Inggris

London, MISTAR.ID
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengeluarkan peringatan kesehatan langka. Lembaga itu mendesak orang tua untuk memantau anak-anak mereka untuk gejala penyakit, yang dapat mencakup sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, dan ruam tubuh.

Pasalnya, sekitar enam anak di Inggris meninggal dunia setelah serentetan infeksi Strep A yang parah. Hal ini mendorong otoritas kesehatan Inggris untuk memberikan peringatan terbaru pada orang tua.

“Setidaknya enam anak telah meninggal karena kasus infeksi yang parah sejak September,” tulis lembaga itu, Selasa (6/12/22).

“Sementara kasus yang dilaporkan telah meningkat lebih dari 4,5 kali jumlah yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir,” sebutnya.

Baca Juga:5 Penyakit yang Gejala Pertamanya Ditemukan pada Mata

Lima dari kematian terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Kematian keenam dilaporkan di sebuah sekolah dasar di Wales.

Kematian lebih lanjut dari seorang anak sekolah berusia 12 tahun dari London dilaporkan pada hari Sabtu. Namun hal ini belum dikonfirmasi.

Strep A atau Streptococcus A adalah infeksi bakteri pada tenggorokan atau kulit. Biasanya hal ini mulai muncul saat memasuki musim dingin.

Baca Juga:Waspada Puso, Serangan Hama dan Penyakit di Musim Hujan

Sementara sebagian besar kasus ringan dan sering tidak diketahui, bakteri itu juga dapat menyebabkan penyakit dan komplikasi yang lebih serius. Seperti demam berdarah.

“Pastikan Anda berbicara dengan ahli kesehatan jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda memburuk setelah serangan demam berdarah,” papar wakil direktur di UKHSA, Dr Colin Brown.

Biasanya, satu atau dua anak di bawah usia 10 tahun meninggal akibat Strep A selama musim dingin di Inggris. Dalam seminggu hingga 20 November, ada 851 kasus demam berdarah yang dilaporkan di Inggris, dibandingkan dengan rata-rata 186 kasus pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga:Waspada Penyakit di Musim Pancaroba

Pejabat kesehatan mengatakan saat ini tidak ada bukti bahwa strain baru sedang beredar. Peningkatan tersebut kemungkinan besar terkait dengan tingginya jumlah bakteri yang beredar dan percampuran sosial setelah berakhirnya pembatasan Covid-19.

″(Kita) perlu menyadari bahwa langkah-langkah yang telah kita ambil selama beberapa tahun terakhir untuk mengurangi penyebaran Covid juga akan mengurangi penyebaran infeksi lain,” kata Dr Susan Hopkins, kepala penasihat medis UKHSA, kepada program BBC Radio 4’s Today.

“Artinya, ketika keadaan kembali normal, infeksi tradisional yang telah kita lihat selama bertahun-tahun ini beredar pada tingkat yang tinggi,” terangnya.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles