15.9 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

NATO Berencana Kerahkan Bom Nuklir AS ke Eropa Timur

Moskow, MISTAR.ID

NATO berencana ingin mengerahkan sejumlah bom nuklir Amerika Serikat (AS) ke negara-negara Eropa timur. Mendengar informasi ini, Rusia terkejut dan mengecam rencana aliansi militer pimpinan Amerika tersebut.

Bom-bom nuklir yang hendak disebar di negara-negara Eropa timur adalah senjata Amerika yang saat ini ditempatkan di Jerman. Jumat (19/11/21) kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membuat pidato di Asosiasi Atlantik Jerman. Ia mengatakan akan memindahkan persenjataan atom di sekitar Jerman. Hal itu sangat diperlukan karena ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow. “Rusia melakukan tindakan agresif. Itu mencampuri urusan negara lain,” kata Stoltenberg.

Kepala blok militer itu juga mengklaim bahwa Moskow telah berinvestasi secara signifikan dalam kemampuan militer, termasuk senjata nuklir baru yang canggih.

Baca Juga:Pemimpin NATO Sepakat Hadapi Kebijakan Agresif Tiongkok

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko terkejut dengan pernyataan tersebut. Dia mengatakan kepada RIA Novosti, beberapa jam kemudian, bahwa komentar itu merupakan ancaman bagi perjanjian perdamaian yang ada. “Jika dia benar-benar mengatakan itu, itu berarti bagi NATO, suara kolektif yang dibicarakan oleh sekretaris jenderal, Undang-Undang Pendiri Hubungan Rusia-NATO tidak ada lagi,” ujarnya yang dilansir media, Sabtu (20/11/21).

Undang-undang yang bernama resmi “The Founding Act on Mutual Relations, Cooperation and Security” itu ditandatangani pada Mei 1997 oleh Rusia dan blok militer yang dipimpin AS.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Moskow dan NATO tidak menganggap satu sama lain sebagai lawan dan harus berusaha untuk mengatasi sisa-sisa konfrontasi dan persaingan sebelumnya, serta bekerja untuk membangun rasa saling percaya dan hubungan kerjasama. Dokumen perjanjian itu juga melarang menyebarkan senjata nuklir di wilayah anggota baru NATO, setelah tanggal tersebut.

Baca Juga:Iran Perkaya Bahan Bakar Nuklir Hingga 20 Persen

Stoltenberg sebelumnya mengatakan bahwa dengan pensiunnya Kanselir Jerman Angela Merkel yang sudah dekat, ada kekhawatiran Berlin dapat menolak pembelian pesawat berkemampuan nuklir baru. Menanggapi pidato kepala NATO, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Moskow tidak akan mengabaikan “provokasi besar” yang dibuat oleh blok militer tersebut dan negara-negara Uni Eropa.

Potensi penyebaran senjata nuklir NATO, bahkan lebih dekat ke Rusia, telah menjadi titik sakit dalam hubungan antara keduanya. Wakil Lavrov, Sergey Ryabkov, tahun lalu berbagi harapan Moskow bahwa AS akan berhenti berbagi senjata nuklir dengan sekutunya, dan berhenti menyebarkan senjata nuklir di negara-negara yang tidak memiliki senjata semacam itu. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan seperti itu mengarah ke “destabilisasi dan di samping itu, risiko baru muncul.” (antara/hm12)

Related Articles

Latest Articles