15.2 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Nasib Rakyat Miskin India Saat Lock Down

New Delhi, MISTAR.ID

1,3 miliar warga India kini harus berada dirumah. Mereka tidak diperkenankan berkeliaran atau beraktivitas di luar rumah. Tindakan Pemerintah India menerapkan lockdown atau mengunci negara dan melarang warganya berkeliaran demi menekan persebaran virus korona (Covid-19) memicu ketakutan bagi orang miskin disana.

Kebijakan ini sangat memukul warga yang hidupnya sangat tergantung dengan pendapatan harian dan berusaha di sektor-sektor informal. Sebagian dari mereka takut mati kelaparan.

Shaikh Bahaduresha, 31, pria yang tinggal di Mumbai selama dua bulan tahun lalu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup dari pekerjaannya sebagai sopir taksi. Ia hanya mendapatkan US$5 atau sekitar Rp80.000 dalam sehari sebelum lockdown.

Setelah lockdown, ia bahkan tak bisa bekerja dan tak mampu membeli makanan. Terlebih, Shaikh harus menghidupi istrinya dan harus membayar sewa rumah kontrakan.

Shaikh mengaku akan menjadi gelandangan bersama istrinya jika kondisi ekonomi terus seperti itu. “Saya tidak punya tabungan. Istri saya dan saya akan berada di jalanan lagi,” kata Bahaduresha sambil meratapi nasib di sebelah toko-toko yang tutup.

Menurutnya, kondisi di India berbeda jauh dengan Amerika Serikat (AS). “AS adalah negara VIP, Anda dapat lockdown selama sebulan dan tidak apa-apa, tetapi di India Anda harus menjaga orang miskin,” lanjutnya.

Perdana Menteri Narendra Modi mendesak 1,3 miliar orang India untuk tinggal di rumah dan sebagian besar negara itu dikunci. Hingga Senin (23/3/2020), India telah melaporkan 471 kasus virus korona dan sembilan di antaranya meninggal.

Sementara itu, selusin orang India yang tinggal di perkampungan kumuh Dharavi di Mumbai mengatakan mendukung tindakan keputusan pemerintah. Namun mereka juga menginginkan bantuan pemerintah.

Beberapa pasar di dekat permukiman kumuh ditutup dan penjual masih menjual sayuran di trotoar. Para penjual sayur kebingungan lantaran distributor sudah tidak lagi memasok sayur selama India lockdown.

Khatun, 70, menangis di tempat tidurnya ketika dia menceritakan bahwa putranya yang merupakan seorang tukang cat, kini tak lagi memiliki pekerjaan.

Sedangkan Ajay Kewat, 21, mengatakan keluarganya hanya memiliki persediaan untuk beberapa hari lagi. “Saya khawatir setelah seminggu, tidak akan ada makanan,” bebernya.

Sumebr: Antara

Related Articles

Latest Articles