3.9 C
New York
Tuesday, March 26, 2024

Myanmar Laporkan Kasus Covid-19 Pertama, Pengawas HAM: Memberikan Perasaan Aman Palsu

Jakarta, MISTAR.ID

Myanmar mengkonfrimasi kasus pertama Covid-19 tanggal 23 Maret sehingga menimbulkan pandangan skeptis atas klaim negara Asia Tenggara yang belum berkembang ini terbebas dari wabah virus corona.

Negara berpenduduk 54 juta jiwa yang menjadi Negara dengan populasi terbesar dunia, tidak melaporkan satupun kasus dari pandemi Covid-19.

Dengan hanya 214 orang yang sudah dites hari Senin lalu, otorita dan pakar kesehatan mendesak Myanmar untuk bersiap menghadapi krisis yang tertunda ini.

Menteri Kesehatan Myanmar mengkonfimasi pada hari Senin, bahwa seorang pria berusia 36 tahun yang baru kembali dari bepergian ke Amerika Serikat dan seorang pria berusia 26 tahun yang baru kembali dari Inggris sama-sama positif Covid-19.

“Kami akan menginvestigasi semua orang yang telah melakukan kontak dekat dengan kedua pria tersebut,” sebut pernyataan itu.

Penyataan tersebut menimbulkan kepanikan berbelanja mendadak di salah satu supermarket 24 jam di kota Yangon, yang sebelumnya aktivitas disana masih berjalan normal.

Pemerintah Myanmar mengklaim, bahwa gaya hidup Negara dan diet Negara tersebut, juga minimnya kontak fisik dan penggunaan uang tunai, disebut sebagai hal-hal yang melindungi Negara tersebut dari virus.

Negara ini berbagi perbatasan dengan Cina sepanjang 2.100 kilometer, Negara tempat virus Covid-19 pertama ditemukan.

Phil Robertson dari pihak Pengawasan Hak Azasi Manusia (HAM) pada minggu lalu mengatakan bahwa sikap pemerintah Myanmar dengan tidak bertanggungjawab, karena memberikan sebuah perasaan aman yang palsu kepada orang-orang.

Sebagian tempat umum sudah ditutup sejak beberapa hari lalu, mulai dari sekolah dan bioskop hingga bar karaoke dan tempat pijat.

Negara itu juga melakukan tindakan pencegahan dengan membatalkan perayaan-perayaan jalanan termasuk perayaan saling siram air yang biasanya dilakukan sebagai peringatan tahun baru di Negara tersebut pada bulan April.

Padahari Senin, ribuan pekerja imigran Myanmar dari Thailand memadati perbatasan sebelum diberlakukannya penutupan di semua titik perbatasan.

Para orang asing juga telah meninggalkan Negara ini menanggapi semua himbauan dari kedutaan jika tidak mau terperangkap di negara yang dideskripsikan oleh analisis Richard Horsey sebagai
‘negara dengan system kesehatan public terlemah di dunia’.

“Bahkan tidak ada pembatas keamanan sosial, sehingga masyarakat termiskin dan yang paling lemah nantinya akan menghadapi kondisi paling sulit ketika terjadi krisis ekonomi atau krisis kesehatan, jelasnya.

Seorang dokter di provinsi kota Pathein mengatakan, rumah sakit yang dia tempati hanya mempunyai tujuh ranjang di ruang isolasi dan hanya mempunyai satu ventilator dan sangat tidak siap untuk menghadapi virus itu nantinya.

Jika kita mempunyai lebih dari tujuh pasien, dimana kita harus menempatkan mereka? Demikian ditulis oleh Kepala Rumah Sakit Dr.Than Min Htut.

Pemerintahan, parlemen dan institusi lainnya juga sebagian besar dipimpin oleh orang-orang tua yang lebih beresiko terpapar Covid-19.*

Sumber : CNA News
Penerjemah : Julyana Ang
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles