18.4 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Milisi Bersenjata Bantai 58 Warga Sipil Niger

Niamey, MISTAR.ID

Aksi kekerasan dan pembunuhan masih terus terjadi di Niger, negara bagian barat Afrika oleh kelompok bersenjata yang bertikai. Terbaru, serangan sekelompok pria bersenjata saat mencegat iring-iringan warga yang pulang dari pasar dan kemudian menyerang sebuah desa di Niger.

Peristiwa itu mengakibatkan 58 orang dilaporkan tewas sebagaimana dilansir media, Rabu (17/3/21). Serangan tersebut terjadi pada Senin (15/3/21) di wilayah Tillabery, dekat perbatasan dengan Mali dan Burkina Faso. Pemerintah setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan, para penyerang mencegat empat kendaraan yang mengangkut penumpang dari pasar ke desa Chinagoder dan Darey Dey.

“Para penyerang dengan brutal dan kejam langsung mengeksekusi penumpang yang ditargetkan,” kata seorang sumber kepada media. Sumber tersebut menambahkan, setelah membunuh target, para penyerang lantas menuju desa Daery Dey.

Baca juga: Tiga Desa Di Nigeria Diserang Boko Haram, 10 Tewas

“Di desa Darey Dey, mereka (penyerang) membunuh orang dan membakar lumbung,” sambung sumber tersebut. Masih belum jelas dari kelompok mana dan apa motif para penyerang tersebut menyerang sekaligus membunuh korban.

Wilayah tersebut dilaporkan sering menjadi target serangan milisi bersenjata yang memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS dan Al Qaeda. Pada 2 Januari, sekelompok orang menyerang sebuah desa di Tillabery dan menewaskan sedikitnya 100 warga sipil.

Serangan itu disebut sebagai salah satu serangan yang paling mematikan dalam sejarah Niger beberapa waktu belakangan. Kekerasan terhadap warga sipil adalah bagian dari krisis keamanan yang semakin parah di wilayah Sahel Afrika Barat.

Baca juga: Konflik Bersenjata Di Tigray Berlanjut, Ratusan Warga Sipil Tewas

Kebanyakan dari serangan tersebut dilancarkan oleh milisi dan terkonsentrasi di wilayah perbatasan Niger, Mali, dan Burkina Faso yang bertemu. Zona itu yang menjadi misi yang berat bagi satuan tugas anti-milisi dari Perancis yang berkekuatan 5.000 orang.

Selain itu, kekerasan juga terjadi di dalam komunitas etnik di wilayah tersebut saling bersaing dan melakukan aksi pembunuhan yang dipicu balas dendam. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles