24.5 C
New York
Friday, May 3, 2024

Mengerikan! Begini Kisah Perempuan Korut Jalani Siksaan, Hingga Ingin Bunuh Diri

Seoul, MISTAR.ID

Kekejaman rezim di Korea Utara sangat tidak manusiawi. Tragedi sangat sadis dialami perempuan di Negara itu, mereka ditahan di posko penjara menjalani penderitaan panjang dan luar biasa sadisnya. Diperkosa, didera kekerasan ganda, serta mengalami bentuk kekerasan lainnya dilakukan petugas kepolisian di Negara itu.

Hal ini dilaporkan PBB untuk hak asasi manusia pada Selasa 28 Juli 2020 saat melihat lebih dari 100 perempuan disiksa.

Perempuan yang ditahan pada tahun 2009 dan 2019 yang gagal melarikan diri dari negaranya menceritakan dalam wawancara dengan penyelidik PBB di Seoul setelah dibebaskan.

Baca Juga: Diduga Rudal Balistik, Korea Utara Tembakkan Dua Proyektil

Mereka menceritakan bagaimana mereka kehilangan nafsu makan, tidur siang hari, dan udara segar saat berada di sel penahanan.

Banyak juga yang mengatakan dalam laporan bahwa mereka sering menjadi sasaran penyiksaan, pencarian tubuh invasif, aborsi secara paksa, dan bahkan pemerkosaan oleh pihak berwenang.

Semua perempuan akhirnya berhasil membelot ke Korea Selatan.

Baca Juga: Pemimpin G-20: Selamatkan Nyawa Manusia!

“Saya tidak tidur dan bekerja karena saya tidak ingin dipukul. Sungguh luar biasa hingga saya mencoba bunuh diri,” ungkap seorang perempuan.

Korea Utara tidak memberikan respon mengenai laporan tersebut, akan tetapi sebelumnya mengatakan kritik atas hak asasi manusia adalah cara untuk menggulingkan rezimnya.

Seorang perempuan lain menceritakan mengenai kisahnya pada tahun 2010 saat ia diperkosa oleh seorang petugas.

Baca Juga: Kim Jong Un Dikabarkan Hilang Lagi, Korut-Korsel Terancam Perang Terbuka

“Dia mengancam bahwa aku akan dipermalukan jika menolaknya. Dia bahkan mengatakan kepada saya bahwa dia dapat membantu saya untuk dibebaskan lebih cepat jika menurutinya,” ujarnya.

Mengumpulkan informasi dari Korea Utara yang tertutup sangatlah sulit, dan laporan tersebut mengakui kurangnya akses ke negara tersebut untuk memverifikasi masalah ini.

Pejabat Hak Asasi Manusia PBB, Daniel Collinge, dalam laporan mengatakan proyek tersebut untuk menekankan Pyongyang agar memperbaiki situasi.

Ia juga mendesak negara-negara lain untuk tidak mendeportasi para pembelot yang mempertaruhkan hidup mereka untuk mencapai kebebasan dan kemakmuran.(reuters/pikiranrakyat/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles