7.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Mendagri Pakistan: Jurnalis Arshad Sharif Korban Pembunuhan Berencana di Kenya

Islamabad, MISTAR.ID

Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah menyatakan bahwa bukti menunjukkan seorang jurnalis terkemuka Pakistan menjadi korban pembunuhan berencana di Kenya dan bukan korban salah tembak. Meski begitu ia mengatakan masih perlu informasi lebih banyak mengenai insiden tersebut.

Hal itu dingkapkan Rana kepada para wartawan, Selasa (8/11/22) waktu setempat. “Kematian Arshad Sharif bukan kasus salah identitas. Saya bisa katakan dan berdasarkan bukti sejauh ini, itu adalah pembunuhan terarah,” katanya.

“Kami masih harus mengumpulkan lebih banyak (bukti) untuk mengonfirmasi semua ini. Dan kami telah meminta lebih banyak data kepada pemerintah Kenya,” tambahnya.

Baca Juga:Kronologi Mantan PM Pakistan Ditembak

Juru bicara polisi Kenya, Bruno Shioso, menolak menanggapi komentar menteri itu terkait kematian jurnalis TV Arshad Sharif yang ditembak mati pada 23 Oktober di luar ibu kota, Nairobi.

Sebuah laporan polisi sehari setelah penembakan itu mengatakan bahwa polisi yang sedang memburu beberapa pencuri mobil, melepaskan tembakan terhadap mobil yang sedang ditumpangi Sharif, ketika kendaraan itu melintasi barikade yang dibuat polisi. Shioso mengatakan kasus itu kini sedang diselidiki oleh pengawas polisi, kata Otoritas Pengawasan Polisi Independen (IPOA).

Sharif melarikan diri dari Pakistan pada Agustus 2022 setelah tuduhan penghasutan dilontarkan kepadanya karena diduga mengkritik lembaga-lembaga negara dan “bersekongkol dengan pemberontakan” di dalam militer.

Baca Juga:Mantan PM Pakistan Imran Khan didiskualifikasi Komisi Pemilihan Karena Korupsi

Tuduhan tersebut diikuti wawancara Sharif dengan politisi oposisi Shahbaz Gill, sekutu dekat Imran Khan, mantan Perdana Menteri terguling yang ditembak pekan lalu dalam keadaan keruh selama demonstrasi di Provinsi Punjab Pakistan.

Setelah wawancara, polisi Pakistan juga mendakwa Gill dengan penghasutan, mengklaim dia telah membuat “komentar anti-negara.” Saluran berita televisi Sharif, ARY, pada awalnya mengklaim bahwa mereka “diburu oleh rezim saat ini”. Tetapi kemudian memutuskan hubungannya dengan jurnalis tersebut setelah tidak ditayangkan selama sekitar satu bulan oleh regulator media Pakistan.

Sebelumnya, seorang teman dekat Sharif mengatakan bahwa jurnalis itu harus “melarikan diri dari Pakistan pada bulan Agustus 2022 untuk menyelamatkan hidupnya.” Dia awalnya pergi ke Dubai tetapi terpaksa melarikan diri lagi karena “pelecehan oleh pejabat Pakistan,” kata rekan itu. Rekan itu mengatakan Sharif kemudian pergi ke Kenya dan baru beberapa minggu berada di negara Afrika Timur itu sebelum kematiannya.(channelnewsasia/voi/hm15)

Related Articles

Latest Articles