18.4 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Maskapai Emirates Rugi Rp78 Triliun Akibat Covid-19

Abu Dhabi, MISTAR.ID

Industri penerbangan merupakan salah satu paling terdampak pandemi Covid-19. Bahkan salah satu penerbangan internasional, maskapai Emirates mengalami kerugian tahunan sebesar 5,5 miliar dollar AS (sekitar Rp78,3 triliun).

Kerugian Rp78,3 triliun tersebut adalah pengalaman pertama maskapai Emirates dalam lebih dari 3 dekade, seperti yang dilansir dari media pada Rabu (16/6/21). Namun demikian, perusahaan itu menyebutkan pemerintah UEA akan terus mendukung perusahaan tersebut.

Kerugian akibat krisis kesehatan global bagi maskapai Emirates terlihat jelas pada Selasa (15/6/21). Pemerintah UEA berjanji untuk terus mendukung maskapai tersebut. Namun, maskapai Emirates mengatakan pemulihan finansial tidak akan merata, dan tidak ada yang bisa memprediksi kapan krisis ini akan berakhir.

Baca juga: Indonesia Dilarang ke Arab Saudi, Penerbangan Langsung Ditutup

Pemerintah UEA telah menyuntikkan tambahan dana 1,1 miliar dollar AS (Rp15,7 triliun) kepada maskapai yang berdiri pada 25 Maret 1985 di Dubai itu, setelah memberikan suntikan 2 miliar dollar AS (Rp28,5 triliun) pada 2020.

Dengan tidak adanya pasar domestik untuk melindungi diri dari pembatasan aktivitas dan penutupan daerah perbatasan karena Covid-19, seluruh operasi Emirates bergantung pada perjalanan internasional. Pendapatan Emirates anjlok 66 persen menjadi 8,4 miliar dollar AS (Rp119,6 triliun) untuk tahun ini. Arus penumpang turun lebih dari 88 persen menjadi 6,6 juta.

Diperkirakan butuh waktu bertahun-tahun bagi maskapai Emirates untuk pulih dari krisis finansial ini. Penerbangan internasional ini diperkirakan akan memakan waktu paling lama untuk pulih. Tenaga kerja grup Emirates menyusut lebih dari 30 persen untuk tahun ini.

Namun, perusahaan milik negara ini bukan satu-satunya maskapai nasional yang mendapatkan bantuan pemerintah akibat pandemi Covid-19. Lufthansa Jerman harus menerima bantuan senilai 11 miliar dollar AS (Rp156,7 triliun) pada 2020. Lufthansa pada Senin (14/6/21) menyusun rencana untuk memulihkan keuntungan dengan jumlah maskapai yang lebih ramping, dengan jumlah staf dan pesawat yang lebih sedikit. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles