15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Lagi, Ribuan Massa Tolak Kudeta Militer di Myanmar

Naypyidaw, MISTAR.ID

Ribuan pengunjuk rasa anti-kudeta militer kembali turun ke jalan di kota Yangon, Myanmar pada Senin (8/2). Protes kali ini memasuki aksi turun ke jalan memasuki hari ketiga protes kudeta militer selama sepekan terakhir.

Mayoritas pedemo mengenakan pakaian serba hitam sambil mengacungkan salam tiga jari ke udara. Salam tiga jari itu terkenal dalam film Hunger Games yang melambangkan pemberontakan terhadap sistem otoriter.

Sekelompok biksu berjubah kuning berada di barisan depan massa diikuti pekerja dan mahasiswa. Massa mengibarkan bendera Buddha di samping spanduk merah yang identik dengan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Ribuan Massa Protes Kudeta Militer Di Myanmar, Internet Diputus

“Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer,” teriak massa seperti dilaporkan media. “Ini hari kerja, tapi kami akan mogok kerja meskipun gaji kami dipotong,” kata seorang pengunjuk rasa, buruh pabrik garmen, Hnin Thazin, kepada media.

Sehari sebelumnya pada Minggu (7/2/21), puluhan ribu warga Myanmar turun ke jalan memprotes kudeta militer yang menjadikan Suu Kyi, Presiden Wyn Myint dan sejumlah tokoh Partai NLD sebagai tahanan rumah. Massa juga mendesak militer segera membebaskan penasihat negara Suu Kyi yang saat ini menyandang status tersangka karena dugaan impor alat komunikasi ilegal.

Unjuk rasa di akhir pekan kemarin merupakan demonstrasi terbesar yang digelar sejak Revolusi Saffron pada 2007, gerakan yang mendorong adanya reformasi dan pemerintahan demokratis di Myanmar.

Militer berdalih kudeta itu merupakan upaya menyelamatkan bangsa dari perpecahan karena ada kecurangan pemilihan umum. NLD kemudian menyiarkan pernyataan resmi atas nama Suu Kyi yang ditulis sebelum ia ditahan. Suu Kyi meminta warga Myanmar memprotes kudeta militer.

Baca juga: Guru, Dosen Dan Mahasiswa Di Myanmar Protes Kudeta Militer

Pemerintah yang dikuasai junta militer pun mencopot 24 menteri serta deputi dan menunjuk 11 petinggi kementerian yang baru. Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Min Aung Hlaingyang menjadi penguasa tertinggi pascakudetasaat pertemuan pertama dengan kabinet baru mengatakan kudeta itu tidak terelakkan.

Pemerintah junta militer pun memutuskan memblokir media sosial Facebook beserta layanan kirim pesannya, Messenger, dan WhatsApp, karena aplikasi itu dianggap mengancam stabilitas negara. Akses internet yang sempat diblokir selama beberapa hari, akhirnya kembali aktif kemarin, Minggu (7/2/21).

Polisi Pakai Meriam Air Bubarkan Massa Anti-Kudeta

Polisi Myanmar menggunakan meriam air (water cannon) untuk membubarkan ribuan massa yang menggelar aksi anti-kudeta di ibu kota Naypyidaw pada Senin (8/2/21). “Polisi menggunakan meriam air untuk membersihkan (jalan),” kata seorang warga Naypyidaw, Kyak Kyaw yang turut dalam demo kepada media.

Penggunaan meriam air kali ini merupakan yang pertama sejak aksi protes terjadi dalam tiga hari terakhir. Sejauh ini demo berlangsung damai, berbeda dengan aksi protes yang sebelumnya terjadi pada 1988 dan 2007.

Baca juga: Kudeta Myanmar, Penasihat Suu Kyi Ditahan Militer

Dalam video yang bereda di media sosial, beberapa pengunjuk rasa mengalami luka-luka terkena tembakan air. Mengutip media, polisi mulai berhenti menembakkan meriam air setelah pedemo mengajukan banding, kendati aksi protes tetap berlanjut.

Sementara itu, Pemimpin Gereja Katolik Roma Vatikan, Paus Fransiskus, menyatakan turut bersimpati terhadap penduduk Myanmar yang harus kembali mengalami kudeta pada pekan lalu. Dia juga meminta Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw) supaya mendukung pemerintahan yang demokratis yang sudah dibangun.

“Saya berdoa untuk mereka yang berkuasa di negara itu untuk bekerja demi kebaikan bersama,” kata Paus Fransiskus saat memberikan pidato dalam ibadah Minggu di Alun-alun Santo Peter, seperti dilansir media, Senin (8/2/21).

Paus Fransiskus pernah berkunjung ke Myanmar pada 2017 silam. Dia mengajak semua pihak di Myanmar menjunjung keadilan sosial, kestabilan nasional dan praktik pemerintahan demokrasi yang harmonis. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles