16.4 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Kritik PM Liz Truss, Mendagri Inggris Suella Braverman Mundur

London, MISTAR.ID

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Inggris Suella Braverman memutuskan mundur usai mengkritik Perdana Menteri (PM) Liz Truss habis-habisan tentang kebijakan ekonomi yang dinilai memperburuk krisis.

Braverman mundur setelah tujuh pekan menjabat sebagai Mendagri pilihan Truss.

“Saya khawatir tentang arah pemerintah saat ini. Kami tidak hanya melanggar janji utama terhadap para pemilih kami. Saya juga khawatir tentang komitmen pemerintah saat ini untuk menghormati berbagai komitmen manifesto,” kata Braverman dalam surat pengunduran diri yang telah dikirim kepada Truss pada Rabu (19/10/22).

Baca Juga:Usai Pemakaman Ratu Elizabeth, PM Inggris Truss Hadapi Pekan Sibuk di Politik

“Keberlangsungan pemerintah bergantung pada orang yang menerima tanggung jawab atas kesalahan mereka. Berpura-pura tidak membuat kesalahan dan melanjutkan seolah-olah semua orang tidak melihat (kesalahan) dan berharap segala sesuatu akan berjalan lancar secara ajaib adalah politik main-main,” paparnya menambahkan.

Pengunduran diri Braverman juga berlangsung ketika dia kedapatan melanggar kode etik menteri karena sempat mengirim dokumen resmi negara melalui email pribadi ke parlemen.

“Saya telah melakukan kesalahan, saya menerima tanggung jawab, saya mengundurkan diri,” kata Braverman seperti dikutip media, Kamis (20/10/22).

Truss menerima pengunduran diri Braverman dengan mengatakan “adalah penting bahwa kode etik menteri tetap ditegakkan dan kerahasiaan kabinet dihormati.”

Kepergian Braverman menjadikan Truss kehilangan dua menteri utamanya dalam waktu kurang dari seminggu. Sebelumnya, Truss memecat Menteri Keuangan Kuasi Kwarteng.

Baca Juga:Tersandung Skandal, Boris Johnson Mundur Sebagai PM Inggris

Kepergian Braverman pun memperlihatkan pemerintahan Truss semakin terdesak setelah menerapkan kebijakan ekonomi radikal seperti pemotongan pajak besar-besaran yang kontroversial.

Kebijakan radikal Truss itu memicu gelombang kejut di pasar keuangan dan modal, menjadikan krisis Inggris semakin memburuk.

Truss telah melayangkan permintaan maaf atas “kesalahan” yang diperbuat. Namun, ia menolak untuk mundur dari jabatan PM.

Peringkat penerimaan publik Truss juga terus merosot hingga memicu sejumlah anggota parlemen mendesaknya mundur padahal baru terpilih menjadi PM pada awal September lalu.

“Saya ingin menerima tanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuat,” kata Truss, Senin (17/10/22) lalu.

“Saya (sebenarnya) ingin melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat yang terus menghadapi kenaikan biaya energi (listrik), untuk menangani masalah pajak yang tinggi, tetapi kami bertindak terlalu jauh dan terlalu cepat,” ujarnya menambahkan.(cnn/hm12)

Related Articles

Latest Articles