12.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Kloning Antibodi untuk Pengobatan Covid-19

Beijing, MISTAR.ID

Salah satu cara pengobatan Covid-19 adalah penggunaan antibodi dari orang yang sudah pulih. Artinya, menemukan pasien yang telah sembuh dari Covid-19, mengidentifikasi antibodi yang bisa melawan virus SARS-CoV-2, dan menggunakan cairan plasma yang mengandung antibodi tersebut untuk mengobati pasien.

Para peneliti di Universitas Tsinghua di Beijing, Cina kini telah berhasil mengkloning antibodi para pasien yang telah sembuh dari Covid-19.

Dalam tes laboratorium, antibodi mencegah virus untuk mengikat reseptornya pada sel, yang berarti antibodi akan terlihat seperti telah mencegah penyakit. Meskipun menjanjikan, masih belum jelas apakah ini benar-benar akan mencegah infeksi pada manusia.

Mereka telah menerbitkan penelitian mereka di jurnal Cellular and Molecular Immunology.

Penelitian yang dipimpin oleh Zhang Linqi, dengan rekan-rekannya di Rumah Sakit 3rd People’s Hospital di Shenzhen, Cina, menganalisis antibodi dari darah pasien Covid-19 yang telah sembuh.

Mereka mengisolasi 206 antibodi monoklonal yang menunjukkan afinitas “kuat” untuk mengikat ke protein virus. Mereka kemudian mengujinya untuk melihat mana yang mencegah virus memasuki sel.

Dari 20 pertama jumlah yang diuji, empat menghalangi jalan masuknya virus, dan sisanya, dua di antaranya masuk dengan sangat baik, menurut Zhang.

Para peneliti telah bermitra dengan Brii Biosciences, sebuah perusahaan biotek milik China-AS, “Dengan tujuan menyediakan banyak kandidat untuk intervensi profilaksis dan terapeutik,” menurut pernyataan Brii.

“Kami telah bergerak sangat cepat berdasarkan apa yang telah kami hadapi sebelumnya dengan wabah awal dan ditambah dengan keahlian kami dari penelitian sebelumnya dalam SARS dan MERS,” kata Linqi Zhang.

“Peneliti kami telah bekerja siang dan malam sejak awal munculnya wabah. Dengan bergabungnya Brii Bio dan fokus khusus yang diberikan oleh perusahaan baru ini, kami berharap dapat mempercepat upaya pengembangan penelitian ini dengan tujuan memajukan terapi yang efektif untuk memberi manfaat kepada orang-orang di seluruh dunia yang terkena dampak pandemi ini,”.

Dua antibodi yang paling menjanjikan diberi kode 311mab-31B5 dan 311mab-32D4. Para peneliti menyarankan agar kedua antibodi itu akhirnya dapat digunakan sebagai “agen profilaksis dan terapeutik.”

Praktik menggunakan antibodi hasil kloning untuk mengobati penyakit bukanlah hal baru. Ini telah digunakan untuk mengembangkan terapi untuk Ebola. Ini sedikit berbeda dari penggunaan plasma konvalesen.

Dalam plasma konvalesen, plasma darah yang berisi antibodi diberikan kepada pasien yang melawan penyakit ini. Dengan konsep antibodi kloning ini, antibodi itu sendiri diisolasi, dimurnikan dan digunakan sebagai pengobatan atau berpotensi sebagai pencegahan.

Penelitian ini masih sangat awal. Ben Cowling, seorang spesialis penyakit menular di Universitas Hong Kong, mengatakan kepada Reuters, “Ada sejumlah langkah yang sekarang harus diikutkan sebelum dapat digunakan sebagai pengobatan untuk pasien coronavirus.”

“Tetapi sangat menarik menemukan perawatan potensial ini, dan memiliki kesempatan untuk mengujinya. Karena jika kita dapat menemukan lebih banyak kandidat, maka pada akhirnya kita akan mendapatkan pengobatan yang lebih baik,”.

Dari kolaborasi antara Universitas Tsinghua dan Brii Bio, Zhi Hong, kepala eksekutif Brii mengatakan, kolaborasi kami dengan Universitas Tsinghua dan Rumah Sakit 3’rd People’s Hospital Shenzhen sepaham dengan misi Brii Bio untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Dengan visi bersama, kolaborasi ini menggabungkan kemampuan Universitas Tsinghua dan Rumah Sakit 3’rd People’s Hospital Shenzhen untuk secara cepat menemukan antibodi terhadap SARS-CoV-2 dengan keahlian pengembangan Brii Bio dalam penyakit menular untuk menciptakan model kolaborasi inovatif dan menyatukan orang-orang terbaik untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat saat ini dan yang akan datang.

Sumber : Biospace
Pewarta : Julyana Ang
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles