11.2 C
New York
Monday, May 6, 2024

Kepala Polisi Jepang Mundur Buntut dari Pembunuhan Eks PM Shinzo Abe

Tokyo, MISTAR.ID

Kepala Badan Kepolisian Nasional Jepang Itaru Nakamura mengumumkan pengunduran dirinya usai penyelidikan menemukan kelalaian dalam pengamanan mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Abe meninggal dunia setelah ditembak dari jarak dekat saat berpidato kampanye partainya di Kota Nara pada awal Juli lalu.

“Kami memutuskan untuk merombak personel kami dan memulai lembaran baru untuk kewajiban pengamanan kami. Maka dari itu saya mengajukan pengunduran diri saya ke Komisi Keamanan Publik Nasional hari ini,” kata Nakamura kepada wartawan pada Kamis (25/8/22), dikutip dari AFP.

Baca juga:Jepang Bakal Kerahkan 1.000 Rudal Jarak Jauh untuk Lawan China

Nakamura juga mengaku ada kekurangan dari rencana pengamanan Abe hingga membuat salah satu PM Jepang paling populer itu menjadi target penembakan.

“Ada kekurangan dalam rencana pengamanan dan penilaian risiko yang menjadi dasarnya, pun arahan dari komandan lapangan tidak cukup,” ujar Nakamura.

“Akar dari masalah ini adalah keterbatasan sistem saat ini, yang telah diterapkan selama bertahun-tahun, di mana kepolisian lokal bertanggung jawab sendiri untuk memberikan pengamanan,” tuturnya lagi.

Abe merupakan perdana menteri dengan jabatan terlama di Jepang dan menjadi politikus terkenal di negara itu.

Meski begitu, pengamanan untuk Abe kala itu terbilang sedikit.

Kepolisian lokal juga mengakui kekurangan pengamanan atas Abe kala itu.

Baca juga:Perancang Jepang Issey Miyake Meninggal di Usia 84 Tahun

Sementara itu, pelaku penembakan Abe, Tetsuya Yamagami, kini dilaporkan sedang menjalani evaluasi psikis untuk mengetahui kondisi psikisnya kala menembak Abe.

Yamagami sendiri mengaku memiliki dendam terhadap Gereja Unifikasi, dan menilai Abe memiliki hubungan dengan organisasi itu. Karena itu Yamagami menjadikan Abe target penembakannya.

Dendam Yamagami ditengarai oleh kisah Ibu Yamagami yang memberikan donasi besar ke Gereja Unifikasi dan membuat keluarganya jatuh miskin. Sebab, sejak bergabung dengan Gereja Unifikasi, sang ibu mendonasikan sebagian besar harta keluarganya bagi sekte Kristen asal Korea Selatan itu hingga harus hidup susah. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles