10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Kemlu Berharap tak Ada Korban WNI dalam Kecelakaan Pesawat di China

Guangzhong, MISTAR.ID

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sedang berusaha mengontak pihak berwajib di China untuk mencari tahu dampak kecelakaan pesawat China Eastern Airlines, Senin (21/3/22).

Media pemerintah China, Global Times, menyebut ada 132 orang di pesawat tersebut. Jatuhnya pesawat di area pegunungan juga memicu kebakaran, sehingga dikhawatirkan tak ada korban selamat.

Juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, menjelaskan bahwa pihaknya masih berkoordinasi dengan KJRI di Provinsi Guandong untuk memastikan tak ada WNI yang menjadi korban kecelakaan pesawat China Eastern Airlines.

“Pesawat tersebut melayani penerbangan domestik dan diharapkan tidak ada WNI. namun sedang dipastikan dengan KJRI di Guangzhou,” jelas Teuku Faizasyah.

Pegunungan Guangxi

Pesawat China Eastern Airlines yang mengangkut 132 orang jatuh di wilayah pegunungan di provinsi Guangxi, menurut para pejabat penerbangan China.

Baca Juga:Presiden China Perintahkan Penyelamatan Korban Pesawat Jatuh

Jatuhnya Boeing 737 di kawasan pegunungan itu menyebabkan kebakaran di hutan. Dikhawatirkan tidak ada korban selamat, namun belum jelas berapa jumlah korban dan penyebab kecelakaan.

Pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 meninggalkan Kunming sesuai jadwal pada pukul 13:15 waktu setempat (12:15 WIB) dan dalam perjalanan menuju Guangzhou.

Pesawat China memiliki catatan bagus dalam rekor keselamatan. Kecelakaan besar terakhir terjadi 12 tahun lalu.

Petugas penyelamat telah dikerahkan ke lokasi kejadian dan mengatakan kebakaran akibat jatuhnya pesawat telah dipadamkan.

Data penerbangan menunjukkan pesawat itu telah berada di udara selama lebih satu jam.

Pesawat jatuh di dekat kota Wuzhou di daerah Teng. Guangzi adalah provinsi di China selatan yang berbatasan dengan Guangzhou, kota besar di China tenggara.

Baca Juga:Pesawat Angkut Turis di Nazca Peru Jatuh, 7 Tewas

Banyak video yang dibagikan di media sosial-yang diambil oleh warga lokal-menunjukkan puing pesawat di perbukitan, dan tampak asap mengepul dari lokasi jatuh.

China memiliki rekor bagus keselamatan pesawat dalam sepuluh tahun terakhir.

Kecelakaan besar pesawat di China terjadi pada Agustus 2010, dengan korban 42 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat dari Harbin ke Yichun.

China Eastern belum berkomentar tentang pesawat jatuh ini dan belum menanggapi pertanyaan. Namun perusahaan penerbangan ini menambah warna abu-abu dalam logo mereka di akun media sosial Weibo dan mengganti warna situs menjadi hitam dan putih – tanda berduka, menurut laporan media setempat.

Badan penerbangan China mengatakan mereka mengirimkan tim investigasi ke lokasi kejadian.

Sejumlah situs pelacakan penerbangan melaporkan pesawat itu sempat mengudara selama satu jam dan mendekati tujuannya. Akan tetapi data pelacakan FlightRadar24 menunjukkan pesawat itu menukik dari ketinggian 29.100 kaki ke ketinggian 9.075 kaki dalam kurun waktu dua menit dan 15 detik.

Informasi terakhir menyebut pesawat itu berada di ketinggian 3.225 kaki pada pukul 14:22 waktu setempat.

Pesawat itu hampir mendekati tujuannya saat jatuh di Wuzhou, kawasan berbukit yang cuacanya berubah-ubah selagi China memasuki musim banjir tahunan.

Cuaca saat kejadian dilaporkan berawan, namun pandangan dilaporkan bagus ketika peristiwa berlangsung.

Pesawat tersebut menggunakan Boeing 737-800 yang berumur tujuh tahun, menurut situs-situs pelacakan penerbangan. Model itu sempat bertahan lama sebelum digantikan Boeing 737 Max Line, yang jatuh di Indonesia pada 2018 dan di Ethiopia pada 2019.

China melarang Boeing 737 Max Line setelah dua insiden itu. Boeing merilis pernyataan setelah MU5735 jatuh: “Kami mengetahui laporan-laporan awal dari media dan tengah berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut.” (liputan6/bbc/hm01)

Related Articles

Latest Articles