16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Kematian Perdana Akibat Varian Omicron Bikin Geger

London, MISTAR.ID

Virus corona tidak habis-habisnya bikin masyarakat khawatir karena virus-virus tersebut diduga sangat mematikan. Kali ini, varian baru corona bernama Omicron beberapa saat terakhir membuat geger lantaran menyebar cepat di beberapa negara. Bahkan varian Omicron ini dilaporkan telah menyebabkan kematian di salah satu negara yakni Inggris.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Dia mengatakan setidaknya satu orang meninggal di Inggris setelah positif mengidap varian Omicron. Laporan dari Inggris ini sekaligus menjadi kasus kematian pertama akibat varian baru Omicron yang dilaporkan kepada dunia. Kemungkinan Omicron juga telah menyebabkan kematian di negara lain tapi baru Inggris yang berani melaporkannya secara resmi.

Tidak ada penjelasan resmi dari pemerintah Inggris apakah orang yang meninggal tersebut sudah divaksinasi atau memiliki penyakit berat sebelumnya. Informasi sejauh ini hanyalah orang tersebut meninggal di rumah sakit. “Paling sedikit satu orang dikonfirmasi meninggal karena Omicron,” kata PM Johnson kepada wartawan di sebuah pusat vaksinasi di London seperti dikutip media, Rabu (15/12/21).

Baca Juga:‘Tsunami’ Omicron di Inggris hingga Menlu AS Temui Jokowi

“Jadi saya kira kita harus mengesampingkan pendapat jika varian ini lebih ringan dan mengakui betapa cepatnya varian ini menular,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid, mengatakan kasus positif karena varian Omicron sekarang sudah mencapai 44 persen di ibu kota London. Dia pun mengkhawatirkan lantaran dalam waktu 48 jam Omicron bisa menjadi varian dominan dalam kasus positif Covid-19. Menurutnya tingkat penularan Omicron bisa mencapai 200 ribu orang per hari.

Sebelum pengumuman adanya kematian karena Omicron, Inggris melaporkan adanya 10 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit dan mereka mengidap Omicron. Usia mereka antara 18 sampai 85 tahun dan kebanyakan sudah mendapatkan vaksin dua dosis.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, Botswana dan Hong Kong pada akhir November lalu,bisa mengelabui tingkat kekebalan bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksin dua dosis, baik AstraZeneca atau Pfizer.

Baca Juga:Waspada! Omicron Terdeteksi di 57 Negara Mencapai 639 Kasus

Departemen Kesehatan Afrika Selatan mengatakan masih belum bisa menjelaskan apakah kasus kematian akibat Covid saat ini disebabkan oleh Omicron, karena data kematian tidak dirinci dengan jelas per varian.

Hari Minggu kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hasil penelitian sementara dari Afrika Selatan menunjukkan gejala penyakit akibat virus Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta yang masih menjadi varian dominan di dunia. Tetapi WHO menegaskan belum jelas jika varian Omicron memang pada dasarnya lebih jinak.

Inggris Akan Vaksinasi Booster Demi Tangkal Omicron

PM Johnson, pada hari Minggu malam waktu setempat, mengatakan semua warga Inggris yang berusia 18 tahun ke atas akan bisa mendapatkan vaksin dosis ketiga sampai tanggal 31 Desember. Rencana tersebut berarti sebulan lebih awal dari target semula.

PM Johnson menyebut vaksin ‘booster’ ini akan “memperkuat dinding perlindungan vaksin terhadap kemungkinan gelombang Omicron”. Kemudian dia menyebut layanan kesehatan lain untuk sementara waktu akan ditunda lantaran Sistem Layanan Kesehatan Inggris (NHS) akan fokus memberikan vaksin dosis ketiga kepada masyarakat Inggris.

Baca Juga:Omicron di Inggris Tembus 3.137 Kasus

Di rumah sakit St Thomas, yang berada di pinggir Sungai Thames di London, panjang antrean warga yang akan menerima vaksin dosis ketiga sudah mencapai ke Westminster Bridge ke arah Gedung Parlemen. Di rumah sakit Gordon di pusat kota London, kebanyakan yang mengantri berusia 20 tahunan dan 30 tahunan.

Sam Collins (30) mengatakan dia tidak terlalu mengkhawatirkan varian Omicron. Namun ia mengatakan merasa lebih aman kalau mendapatkan vaksin dosis ketiga. “Pasangan saya baru saja melahirkan dan dia belum divaksinasi, jadi kalau saya mendapat tambahan vaksinasi akan sangat membantu,” katanya.

Berdasarkan informasi, Inggris lebih banyak memiliki kasus Omicron di dunia saat ini, karena tingginya angka perjalanan dari Afrika Selatan. Wabah Omicron juga lebih banyak ditemukan di Inggris karena negara tersebut merupakan yang terdepan dalam metode genome, yang bisa melacak varian baru lebih cepat dibandingkan negara lain.

Dengan meningkatnya angka penularan varian Omicron, Pemerintah Inggris mewajibkan warga untuk menunjukkan sertifikat vaksin bagi mereka yang memasuki klub malam. Inggris juga kembali memberlakukan aturan pembatasan, yang sebelumnya sudah dicabut enam bulan lalu. Masker harus kembali digunakan di dalam ruangan dan warga dianjurkan bekerja dari rumah bila memungkinkan.(detik/hm12)

Related Articles

Latest Articles