10.7 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Kematian 33 Lansia Di Norwegia Tak Terkait Langsung Vaksin

Oslo, MISTAR.ID

Meningalnya 33 penghuni panti jompo setelah divaksin Covid-19 di Swiss dinyatakan tak terkait langsung dengan vaksin. Badan Kesehatan Norwegia juga menjamin keamanan vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech.

Dilansir media, Senin (18/1/21), Kepala Bidang Pengobatan Badan Kedokteran Norwegia, Dr Steinar Madsen, menyatakan kematian puluhan penghuni panti jompo itu diperkirakan tidak berkaitan langsung dengan vaksinasi.

Menurut laporan, 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai disuntik vaksin Covid-19 sempat mengalami sakit keras. Namun, sebagian dari mereka memang kondisi kesehatannya sudah menurun dan diperkirakan memang tidak lama lagi meninggal.

Baca juga: Divaksin Pfizer, 23 Orang Meninggal Dunia di Skandanavia Norwegia

Menurut Madsen, efek samping vaksin yang umum terjadi saat pasien yang lanjut usia itu disuntik bisa mengakibatkan komplikasi berat. Akan tetapi, menurut dia bahaya infeksi Covid-19 jauh lebih besar ketimbang vaksinasi.

Sampai saat ini pakar kesehatan setempat dan pemerintah masih mempelajari kematian 33 penghuni panti jompo itu. Mereka berencana membahasnya dengan Badan Kedokteran Eropa pada pertemuan pekan ini.

Pemerintah Norwegia menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat. Pfizer-BioNTech lantas menyampaikan ucapan turut berduka cita terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai vaksinasi.

Mereka menyatakan pemerintah Norwegia memprioritaskan vaksinasi terhadap para penghuni panti jompo, sebagian dari mereka bahkan sudah sangat sepuh dan memiliki penyakit bawaan lain. Bahkan ada yang sakit berat dan diperkirakan umurnya tidak akan lama.

Terkait kejadian itu, Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia menyatakan tidak akan mengubah jadwal dan skema vaksinasi, yakni tetap mengutamakan penghuni panti jompo yang berusia di atas 85 tahun serta para tenaga kesehatan.

Baca juga: Norwegia Longsor, 11 Orang Hilang

Akan tetapi, pada 11 Januari lalu mereka membuat pernyataan untuk lebih berhati-hati untuk memberikan vaksin terhadap para lansia yang kondisinya sudah sangat lemah. Astrid Meland yang merupakan penulis di surat kabar nasional Norwegia, meminta pemerintah Norwegia lebih terbuka dan memberikan gambaran utuh terkait kejadian itu.

“Pemerintah Norwegia gagal mengkomunikasikan kejadian mengejutkan ini, dan aturan pemberian vaksin belum berubah,” tulis Astrid. “Sangat disayangkan berita ini beredar sangat cepat, dan meninggalkan kesan bahwa vaksin itu mematikan. Sayangnya kelompok yang tidak percaya vaksin tidak berminat menggunakan berita ini,” lanjut Astrid. Saat ini tercatat ada 59 ribu kasus infeksi Covid-19 di Norwegia, dengan 520 orang meninggal.

Selain kematian puluhan lansia, Badan Pengawas Obat Norwegia menuturkan dalam laporannya bahwa sejauh ini ada 21 perempuan dan delapan pria yang mengalami efek samping dari vaksinasi corona.

Baca juga: Bencana Longsor Di Norwegia, 1 Tewas dan 9 Hilang

Sembilan dari mereka mengalami efek samping yang serius tanpa konsekuensi fatal. Efek samping serius itu meliputi reaksi alergi, ketidaknyamanan yang signifikan, hingga demam parah. Sementara itu, tujuh orang lainnya mengalami efek samping yang tidak terlalu serius seperti rasa sakit yang hebat di area lengan yang disuntik.

Kematian puluhan lansia ini berlangsung ketika sedikitnya 30 ribu warga Norwegia telah menerima suntikan pertama vaksin Pfizer atau Moderna sejak akhir Desember lalu. Meski sejumlah keluhan efek samping vaksin muncul, pemerintah Norwegia tetap menganggap vaksin Pfizer/BioNTech aman.

“Kami tidak khawatir dengan insiden ini. Sangat jelas bahwa vaksin memiliki risiko yang sangat kecil dengan pengecualian bagi pasien yang lemah dan rentan,” kata Madsen kepada media.

“Dokter sekarang harus hati-hati mempertimbangkan siapa yang harus dan dapat divaksinasi,” ujarrnya menambahkan. Sementara itu, perusahaan Pfizer dan BioNTech mengatakan tengah bekerja sama dengan pihak berwenang Norwegia untuk menyelidiki kematian para lansia tersebut. Namun, kedua perusahaan obat itu menyatakan “jumlah insiden vaksinasi itu sejauh ini tidak mengkhawatirkan dan sesuai perkiraan”. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles