6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Israel Memanas, Puluhan Ribu Warga Tolak Netanyahu

Tel Aviv, MISTAR.ID

Kurang lebih 20 ribu warga Israel melakukan demonstrasi di luar kediaman Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Sabtu waktu setempat atau Minggu (21/3/21) Wib. Mereka menyerukan akhir kepemimpinan Netanyahu tepat tiga hari sebelum Israel menggelar pemilihan umum (pemilu).

Melansir Reuters, Minggu (21/3/21), para pengunjuk rasa berbaris di jalanan, mengibarkan bendera, memukul drum, meniup klakson, dan meneriakkan yel-yel. Mereka meminta konservatif berusia 71 tahun diganti.

Sementara itu, polisi telah menutup sejumlah arus jalan untuk mengakomodasi para demonstran. Media Israel melaporkan jumlah demonstran tersebut lebih besar dari protes anti-Netanyahu selama setahun terakhir.

Baca Juga: Israel Adesanya Dukung Gagasan Open Scoring di UFC

Jejak pendapat memperkirakan Partai Likud sayap kanan, yang mengusung Netanyahu di pemilu sebelumnya, muncul sebagai partai terbesar dalam pemungutan suara 23 Maret mendatang. Namun, hasil lain mengungkapkan tidak ada pemenang kuat.

Tekanan pada Netanyahu dalam pemilu ini meningkat. Kondisi ini muncul setelah tudingan kasus korupsi yang menimpa Netanyahu, serta tuduhan para kritikus soal salah kelola penanganan pandemi Covid-19.

Netanyahu berharap program vaksinasi covid-19 berhasil dengan cepat. Dengan demikian, sebagian besar ekonomi Israel bisa terbuka setelah beberapa kali penguncian wilayah (lockdown).

Baca Juga: Untuk Pertama Kali Sejak Damai, PM Israel akan Kunjungi UEA

Kondisi tersebut diharapkan menjadi dukungan baginya untuk mengamankan mayoritas suara di parlemen.

Seperti diketahui, pada 2020 lalu, Netanyahu dituduh secara ilegal memberi bantuan dengan imbalan liputan media yang positif untuk dirinya sendiri di surat kabar terlaris Israel, Yediot Aharonot. Dia diduga menerima cerutu, sampanye dan perhiasan senilai 700 ribu shekel atau hampir senilai Rp3 miliar dari sejumlah orang sebagai imbalan atas bantuan.

Dari sekian tuduhan, yang dinilai paling serius adalah ia diduga menawarkan pada konglomerat media, Shaul Elovitch, soal bantuan untuk mengubah peraturan. Perubahan ini bernilai jutaan dolar AS pada raksasa telekomunikasi Bezeq, sebagai imbalan atas laporan yang menguntungkan di situs berita Walla!

Netanyahu sendiri kembali dilantik menjadi Perdana Menteri Israel oleh parlemen (Knesset), pada Mei 2020 lalu. Pelantikan dilakukan setelah melalui tiga kali pemilihan umum yang membuat praktik politik di negara itu hampir lumpuh selama 1,5 tahun.(CNN/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles