6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Inggris Dilanda Kelangkaan Makanan

London, MISTAR.ID
Di tengah pandemi Covid-19, ditambah lagi implikasi dari Brexit keluarnya Inggris dari Uni Eropa, menjadikan Negeri Ratu Elisabeth itu kekurangan pasokan tenaga kerja. Tak hanya itu, Inggris juga kini dilanda kelangkaan makanan.

Sebagaimana diberitakan Al-jazeera, dikutip Minggu (5/9/21), disebutkan dalam reportase bahwa rak-rak supermarket di sana mulai jarang dan menu-menu restoran telah dimodifikasi, porsi menjadi lebih sedikit.

Nando’s, restoran ayam panggang yang populer di Inggris, misalnya, baru-baru ini menutup beberapa unitnya setelah kehabisan ayam, dan berbagai gerai merk besar lainnya termasuk toko roti Greggs dan McDonald’s menghadapi masalah pasokan serupa.

Steve Wilson, pelanggan Greggs yang kecewa di Brighton mengatakan kepada Al Jazeera, “Saya punya dua di dekatnya (cabang terdekat), tetapi keduanya memiliki item menu yang hilang.”

Baca Juga:Hubungan Pangeran Harry dan Ratu Elizabeth di Kerajaan Inggris

Dia ingin memesan baguette ayam goreng di Just Eat, aplikasi pengiriman makanan, tetapi sayangnya “mereka hanya memiliki satu jenis” yang ditawarkan.

Dia pun kemudian menelepon cabang Greggs untuk mencari tahu lebih lanjut. “Mereka bilang itu karena kekurangan ayam jadi harus berhenti menawarkan menu-menu tertentu.”

Di London, Ziad Elhassan mengunjungi cabang Mile End Nando’s dan merasa frustrasi karena menemukan menu yang mulai diperkecil porsinya.

“Ini ketiga kalinya tanpa paha dalam sebulan,” katanya. “Mereka memiliki dada dan sayap tetapi tidak memiliki paha [ayam].”

Baca Juga:Inggris Akhiri Evakuasi Warga dari Afghanistan

Ketika dia meminta penjelasan, dia diberitahu bahwa masalah rantai pasokan yang harus disalahkan. “Paha datang dari pemasok yang berbeda rupanya,” tambahnya.

Kekurangan ini sebagian karena pergeseran demografis yang dikatalisasi oleh Brexit, perceraian bersejarah Inggris keluar dari Uni Eropa (UE).

British Poultry Council memperkirakan bahwa satu dari enam pekerjaan di industri saat ini kosong karena pekerja kembali ke UE.

Asosiasi Pengangkutan Jalan (Road Haulage Association/RHA) mengatakan ada kekurangan saat ini sekitar 100.000 pengemudi kendaraan barang berat (HGV, heavy goods vehicle) di Inggris.

Kekurangan tenaga kerja juga merupakan akibat dari pandemi. Analis mengatakan tidak ada kekurangan pangan seperti itu, melainkan masalah pasokan tenaga kerja dalam pengangkutan dan logistik yang disebabkan oleh kombinasi Covid-19 dan Brexit.

Baca Juga:Inggris Tolak Vaksinasi Massal Untuk Remaja

“Kami memiliki kejutan ekonomi khusus buat Inggris yakni Brexit, datang pula Covid-19,” kata David Henig, Kepala Pusat Ekonomi Politik Internasional Eropa yang berbasis di Brussels, mengatakan kepada Al Jazeera.

Dia mengatakan ada kombinasi maraknya belanja online, khususnya pengiriman keesokan harinya, ketergantungan pasokan yang diperburuk oleh pandemi. Ini membuat permintaan konsumen naik, sementara dari sisi tenaga pengirim untuk mengantarkannya hanya sedikt.

Sementara itu, para analis mengatakan kekurangan pengemudi truk secara global telah menjadi masalah mendasar sejak pertengahan 2000-an.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Financial Times, Kepala Kebijakan di Asosiasi Pengangkutan Jalan (RHA) Rod McKenzie, menyarankan, “satu-satunya tempat yang tidak kekurangan pengemudi secara signifikan adalah Afrika.”(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles