4.9 C
New York
Monday, April 22, 2024

 Ikut Campur Perang Ukraina, Rusia Sindir Israel atas Konflik Palestina 

Moskow, MISTAR.ID

Rusia menuding operasi militer Israel di Ukraina adalah sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dunia atas konflik rezim yang terjadi dengan Palestina. Tuduhan itu dilontarkan kepada Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid usai menuduh Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/4/22), Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Lapid melakukan serangan anti-Rusia setelah Israel mendukung penangguhan negara tersebut dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) pekan lalu. Pernyataan itu sekaligus mengkritik rezim Tel Aviv atas kependudukan ilegal dan aneksasi merayap di wilayah Palestina.

“Ada upaya untuk mengambil keuntungan dari situasi di sekitar Ukraina untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari salah satu konflik terpanjang yang belum terselesaikan antara Palestina-Israel,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip dari Press TV.

“Juga perlu dicatat bahwa [konflik antara Israel dan Palestina] peristiwa terpanjang dalam sejarah dunia pascaperang dilakukan dengan bantuan diam-diam dari negara-negara Barat terkemuka dan dukungan nyata dari Amerika Serikat,” tambahnya.

Kementerian tersebut lebih lanjut menghancurkan blokade Jalur Gaza yang terkepung, yang menurut Israel diperlukan untuk mencegah senjata mencapai gerakan perlawanan Palestina di daerah tersebut.

Sebelumnya, pada 7 April lalu Majelis Umum PBB menangguhkan Rusia dari UNHRC atas klaim pelanggaran berat dan sistematis atas pelanggaran hak asasi manusia di Ukraina. Resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat tersebut mendapat 93 suara, dengan 24 anggota menentang dan 58 lainnya abstain.

Baca juga Juga: Rusia Ingatkan Amerika Serikat Soal Bantuan Militer Ukraina

Rusia mengecam keputusan Majelis Umum PBB dan menolak tuduhan pelanggaran hak asasi manusia sebagai propaganda Barat. Sebab, keputusan tersebut membuat Rusia menjadi anggota tetap pertama Dewan Keamanan PBB yang keanggotaannya dicabut dari badan terkait PBB.

Sampai saat ini disebut tidak diketahui dengan jelas apa yang secara spesifik dikatakan Lapid setelah pemungutan suara 7 April yang akhirnya menarik kemarahan Rusia.

Namun, kementerian luar negeri Israel dalam sebuah pernyataan pada saat itu mengecam invasi yang tidak dapat dibenarkan ke Ukraina dan menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil yang tidak bersalah.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan serangan militer terhadap Ukraina pada 24 Februari lalu. Konflik tersebut telah memicu tanggapan dari negara-negara Barat, yang telah memberlakukan daftar panjang sanksi terhadap Rusia.

Di sisi lain, Rusia mengatakan akan menghentikan operasi militer tersebut secara singkat jika Kiev memenuhi daftar tuntutan mereka, termasuk tidak pernah mendaftar untuk bergabung dengan NATO.

Baca juga:Indonesia Kecam Serangan Israel Terhadap Warga Palestina di Al Aqsa  

The Washington Post melaporkan, Rusia juga telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa akan ada konsekuensi yang tidak dapat diprediksi jika mereka terus mempersenjatai Ukraina.

AS sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan mencari penangguhan Rusia setelah Ukraina menuduh Rusia melanggar hak asasi manusia di Kota Bucha.

Rusia sendiri membantah membunuh warga sipil di Bucha yang diperkuat dengan pernyataan Duta Besar PBB Vassily Nebenzia yang mengatakan pada pekan lalu bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan apa pun. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles