7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

Hilang Diculik 32 Tahun Lalu, Orang Tua itu Akhirnya Temukan Sang Anak

MISTAR.ID-Setelah 32 tahun mencari tanpa mengenal lelah, sepasang suami-istri di China akhirnya dapat bertemu kembali dengan putra mereka yang diculik di sebuah hotel pada 1988 silam.

Mao Yin diculik saat usianya dua tahun, ketika ayahnya berhenti sejenak untuk mengambilkan air dalam perjalanan pulang dari tempat penitipan anak.

Ayah dan ibu Mao Yin mencari anak itu di seluruh negeri, bahkan ibunya membagikan lebih dari 100.000 selebaran.

Keluarga itu dipertemukan kembali dalam sebuah konferensi pers yang digelar polisi pada Senin (18/5/20), dan sang anak, yang kini berusia 34 tahun, mengatakan ia berencana menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada puluhan ribu orang yang telah membantu kami,” kata Li Jingzhi, ibu anak itu.

Mao Yin lahir pada 23 Februari 1986. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar South China Morning Post pada bulan Januari, sebelum Mao Yin ditemukan, ibunya menyebut dia sebagai bayi yang “sangat pintar, imut, dan sehat”.

Pada 17 Oktober 1988, ayahnya, Mao Zhenjing, membawanya pulang dari tempat penitipan anak di Kota Xian di Provinsi Shaanxi.

Bocah itu meminta minum, sehingga mereka berhenti di pintu masuk sebuah hotel. Ketika sang ayah sedang mendinginkan air panas, ia mengalihkan pandangan sebentar, dan bocah itu raib.

Keluarganya mencari di dan sekitar Xian, memasang banyak poster. Pada satu titik, mereka mengira telah menemukannya, tetapi ternyata mereka salah.

Ibu Mao Yin, Li Jingzhi, keluar dari pekerjaannya untuk mencari putranya, membagikan sekitar 100.000 selebaran di lebih dari 10 provinsi dan kota, tanpa hasil.

Selama bertahun-tahun, ia muncul di berbagai acara televisi China untuk meminta bantuan, termasuk The X Factor. Ia mengikuti 300 petunjuk, kata SCMP, tetapi tidak menemukan orang yang cocok.

Pada 2007, Nyonya Li menjadi sukarelawan dalam kelompok bernama “Baby Come Back Home”, untuk membantu orang tua lainnya mencari anak-anak mereka yang hilang.

Menurut media pemerintah, ia telah membantu mempertemukan kembali 29 anak dengan keluarga mereka, sementara putranya masih hilang. Ia berniat untuk terus bekerja dengan grup.

Bagaimana Mao Yin ditemukan?

Pada bulan April, media pemerintah mengatakan, polisi menerima petunjuk tentang seorang pria dari Provinsi Sichuan di China barat daya, sekitar 1.000 km dari Xian, yang telah mengadopsi seorang bayi bertahun-tahun sebelumnya.

Bersatu
Keluarga yang bersatu kembali.(cctv)

Polisi menemukan anak yang diadopsi, kini berusia 34 tahun, dan melakukan tes DNA untuk mengetahui apakah ia memiliki hubungan keluarga dengan Mao Zhenjing dan Li Jingzhi. Tes itu menunjukkan positif.

Mao Yin, yang telah berganti nama menjadi Gu Ningning, sekarang menjalankan bisnis dekorasi rumah. Ia mengatakan “tidak yakin” tentang masa depan, tapi akan menghabiskan waktu bersama orang tuanya.

Polisi mengatakan ia telah dijual kepada pasangan yang tidak memiliki anak dengan harga 6.000 yuan (sekitar Rp12,4 juta dengan nilai tukar hari ini).

Nyonya Li diberi tahu kabar baik itu pada 10 Mei, Hari Ibu di Tiongkok. “Ini hadiah terbaik yang pernah saya dapatkan,” katanya.

Investigasi atas kasus penculikan pada 1988 masih berlangsung. Pihak berwenang belum merilis informasi tentang pasangan yang membesarkan Mao Yin.

Seberapa sering perdagangan anak terjadi di China?

Penculikan dan perdagangan bayi telah menjadi masalah di China selama beberapa dekade.

Tidak ada angka resmi, tetapi pada situs Baby Come Back Home terdapat 14.893 unggahan dari orang tua yang mencari anak laki-laki yang hilang, dan 7.411 unggahan mencari anak perempuan.

Pada 2015, diperkirakan 20.000 anak-anak diculik setiap tahun di Tiongkok.

Pada 2009, Kementerian Keamanan Publik China membuat basis data DNA yang hingga saat ini telah membantu menemukan lebih dari 6.000 anak yang hilang.

Dan pada Mei 2016, kementerian meluncurkan sistem yang disebut “Reuni”, yang pada Juni 2019 telah membantu lebih dari 4.000 anak menemukan keluarga mereka.(bbcindonesia/hm01)

Related Articles

Latest Articles