5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Harga Minyak Dunia Jatuh, Rekor Terendah Sejak 2002

New York, MISTAR.ID

Penyebaran virus corona tidak hanya ancaman bagi kesehatan dan keselamatan manusia, tapi juga meluluhlantakkan perekonomian dunia. Ini ditandai terperosoknya harga minyak mentah dunia, pada Selasa (31/3/20) pagi.

Harga minyak mentah anjlok dikarenakan kekhawatiran investor terhadap pelemahan permintaan di tengah meningkatnya penyebaran virus corona di berbagai belahan dunia.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei dipatok US$20,09 per barel atau turun US$1,42 di New York Mercantile Exchange, dan menjadi kontrak harga terendah sejak 2002 silam menurut Dow Jones Market Data.

Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$2,17 menjadi US$22,76 per barel di London ICE Futures Exchange.

“Perkiraan untuk sisi permintaan sedang direvisi turun hampir setiap hari, sementara di sisi pasokan masih belum ada tanda-tanda rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Rusia,” Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (30/3/2020), seperti dikutip dari Xinhua.

Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol pekan lalu memperingatkan, permintaan pasar berpotensi turun sebanyak 20 juta barel per hari atau 20 persen tahun ini, mengingat bahwa tiga miliar orang di dunia dikunci tinggal di rumah.

Awal bulan ini, kegagalan untuk mencapai kesepakatan tentang pengurangan produksi minyak antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, telah memicu kekhawatiran kemungkinan perang harga.

Pasar minyak telah terperangkap antara jatuhnya permintaan secara dramatis akibat pandemi virus corona dan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia,

Arab Saudi, anggota utama OPEC, dan Rusia telah mengumumkan peningkatan signifikan dalam produksi minyak mereka, sehingga membanjiri pasar yang telah kelebihan pasokan.

“Kami memiliki keraguan tentang apakah Arab Saudi akan membiarkan dirinya dibujuk dengan mudah untuk kembali dari jalur balas dendam yang baru-baru ini dimulai,” kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg, merujuk pada perang harga yang dilakukan antara Rusia dan Arab Saudi sebagaiman dilansir Antara.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia gagal untuk mencapai kesepakatan mengurangi produksi.

Akibatnya, pasar minyak mentah dunia terperangkap antara jatuhnya permintaan dan perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia.

Arab Saudi, anggota utama OPEC, dan Rusia mengumumkan untuk mendongkrak produksi minyak mereka, sehingga membanjiri pasar yang saat ini kelebihan pasokan.

Sumber : Berbagai Sumber
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles