6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Gawat! Presiden Brazil Kerahkan Ribuan Massa Tolak Lockdown Covid-19

Brazilia, MISTAR.ID

Brazil kini menempati posisi ketiga tertinggi di dunia untuk infeksi dan korban tewas akibat Covid-19 yang telah mencapai angka 500.000 lebih. Namun, orang nomor satu di Brazil ini keukeuh menolak lockdown yang telah diberlakukan gubernur dan wali kota di negara itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Tak tanggung-tanggung, Presiden Brazil Jair Bolsonaro langsung memimpin unjuk rasa besar-besaran ribuan massa menentang lockdown yang dilakukan pemerintah daerah. Tanpa menggunakan masker Jair Bolsonaro memimpin ribuan pengendara motor yang berdemo memadati jalan Rio de Janeiro untuk menolak pembatasan Covid-19 yang diberlakukan oleh gubernur dan wali kota.

Brazil saat ini memiliki tingkat infeksi virus corona tertinggi ketiga, setelah AS dan India. Melansir media, pada Selasa (25/5/21), rumah sakit sekarang kewalahan dengan orang-orang yang meninggal saat mereka menunggu pengobatan di tengah munculnya varian baru virus corona super mutan yang “mengancam” pertahanan kesehatan global.

Baca juga: Rekor Kematian Covid-19 Brazil Tembus 4 Ribu Sehari

Sekitar 16 juta orang telah dites positif Covid-19, ketika kurang lebih 450.000 orang meninggal karena virus corona. Meski begitu, Presiden Brazil ini telah mendorong perlawanan terhadap penggunaan masker dan lockdown, yang disarankan oleh pakar kesehatan masyarakat sebagai cara terbaik melawan penularan.

Video menunjukkan Bolsonaro memimpin ribuan orang pendukung yang berbaris di jalan dekat Taman Olimpiade kota Barra pada Minggu (23/5/21) pada pagi waktu setempat. Demo yang berlangsung selama 1,5 jam itu bahkan disiarkan langsung di halaman Facebook resmi presiden. Bolsonaro yang menyangkal Covid-19 tetap tidak yakin akan perlunya tindakan keras melawan virus. Ia bahkan sempat memberitahu orang-orang pada Maret untuk “berhenti merengek”.

“Berapa lama Anda akan tetap menangis seperti itu?” ucap kala itu. Bolsonaro berbicara kepada pendukungnya, bahwa dia tidak akan pernah menginstruksikan tentara untuk memaksa warga tinggal di rumah. Dia berkata, “Tentara saya tidak akan pernah turun ke jalan untuk membuat Anda tetap di dalam rumah. Tentara kami adalah Anda. Lebih penting dari pada kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif, kekuasaan adalah milik rakyat Brazil,” ucapnya.

Mengingat jumlah korban tewas yang melonjak, dan kurangnya belas kasihan atau kepemimpinan, jumlah korban tewas di Brazil telah dikecam sebagai ” genosida”. Pada April, Brazil melaporkan penggalian 1.000 kerangka untuk memberi ruang bagi para korban meninggal Covid-19.

Baca juga: Krisis Covid-19 Di Brazil Tak Terkendali, 3.163 Kasus Tewas Sehari

Dr Miguel Nicolelis, mantan koordinator regional tim tanggap pandemi Covid-19 Brazil, menggambarkan tanggapan negara itu terhadap krisis sebagai “bencana total”. “Ini tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Brazil,” kata Nicolelis kepada media.

“Kami mungkin mencapai 500.000 kematian pada 1 Juli, itu perkiraan terbaru,” ucapnya. Namun, ia mengungkapkan bahwa Universitas Washington merilis perkiraan lain yang menunjukkan, jika tingkat penularan naik sekitar 10 persen, maka bisa mencapai 600.000 kematian.

“Itu adalah reaktor nuklir yang memicu reaksi berantai dan di luar kendali. Ini adalah Fukushima biologis,” ungkapnya. Komentarnya mengacu pada ledakan mengejutkan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Jepang yang dipicu oleh tsunami pada 2011. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles