9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Gawat, Presiden Baru Peru Dituntut Mundur

Lima, MISTAR.ID

Tekanan terhadap Presiden baru Peru untuk mengundurkan diri semakin meninggi pada Minggu (15/11/20), setelah protes yang berujung bentrokan dan menewaskan dua orang terjadi pada tadi malam.

Setidaknya delapan dari anggota kabinet Presiden Manuel Merino yang dilantik 10 November 2020 lalu menyatakan mundur pada Minggu (15/11/20) dini hari. Sementara itu Presiden Kongres menjadwalkan pertemuan darurat untuk mendiskusikan pemunduran diri tersebut.

Lebih dari 5.000 pengunjuk rasa berdemo di jalanan ibu kota Lima pada Sabtu (14/11/20) malam waktu setempat dengan mengenakan masker dan membawa poster “Merino bukan presiden saya”.

Baca juga: Presiden Peru Dimakzulkan!

Pihak kepolisian mengatakan dua pria yang berusia 24 dan 25 tahun tewas karena luka tembak selama demonstrasi yang berujung ricuh tersebut. Merino yang kurang dikenal publik naik ke jabatan nomor satu di Peru tersebut pada 10 November lalu setelah parlemen memakzulkan pendahulunya, Martin Vizcarra.

Dalam memakzulkan Vizcarra, parlemen menggunakan klausul Undang-undang dari abad ke-19 yang menyatakan presiden memiliki “ketidakmampuan moral permanen”. Keputusan itu didasarkan pada tudingan yang belum terbukti bahwa Vizcarra menerima suap kala masih menjabat sebagai gubernur, bertahun-tahun lalu.

Sejak saat itu, warga Peru yang marah kemudian turun ke jalan dalam unjuk rasa yang terjadi nyaris setiap hari dan menuding Kongres melancarkan kudeta. Jajak pendapat menunjukkan warga Peru menginginkan Vizcarra tetap menjabat sebagai presiden. Ia terkenal di kalangan masyarakat karena menyatakan perang melawan korupsi.

Baca juga: Peru Tolak Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Namun semangatnya itu juga yang membuat Vizcarra kerap bentrok dengan parlemen yang lebih setengah dari anggotanya tengah dalam penyelidikan kepolisian. “Saya amat sedih akan kematian yang disebabkan tindakan represi dari pemerintahan ilegal dan palsu ini,” kata Vizcarra dalam kicauan di Twitter, Minggu (15/11/20).

“Negara tidak akan membiarkan kematian para pemuda pemberani ini dibiarkan begitu saja,” lanjutnya. Merino yang juga menjabat sebagai Presiden Kongres sebelum melenggang menjadi Presiden Peru pada 10 November lalu, tidak segera merespons gelombang protes yang menuntut dirinya untuk mundur.

Pada Sabtu (14/11/20) pagi, Merino membantah protes tersebut ditujukan kepadanya. Ia mengatakan kepada radio lokal bahwa anak-anak muda itu berdemo menentang pemutusan kerja dan tak mampu menuntaskan studi mereka karena pandemi. Peru menjadi negara dengan rasio kematian per kapita akibat Covid-19 tertinggi di dunia dan menjadi salah satu negara dengan kontraksi ekonomi terburuk pada tahun ini.

Namun protes yang terjadi pada akhir pekan kemarin tidak seperti yang pernah muncul di Peru sebelumnya. Protes kemarin sebagian besar diisi anak muda yang biasanya apatis terhadap politik Peru. Para pemrotes memandang keputusan pemakzulan atas Martin Vizcarra merupakan langkah perebutan kekuasaan oleh anggota parlemen. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles