Washington, MISTAR.ID
Nyawa Donald Trump hanpir saja melayang, jika petugas pemeriksa surat di Gedung Putih tak cepat mengamankan amplop mengandung racun, yang dialamatkan untuk Presiden Amerika Serikat, itu.
Berdasarkan pemberitaan AP, amplop itu kini tengah diselidiki dari mana asal juga siapa pengirimnya. Menurut seorang pejabat AS, berdasarkan pemeriksaan awal, amplop tersebut positif mengandung racun risin atau ricin.
Lantas, apa sebetulnya racun risin itu? Mengutip penjelasan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, risin merupakan racun alami yang bisa ditemukan dalam biji jarak. Racun ini juga dapat dibuat dari limbah biji jarak yang tersisa.
Terlebih, keberadaan risin semakin mudah ditemukan pada tumbukan biji yang sudah menjadi limbah. Sebagaimana diketahui, biji jarak secara umum diolah untuk diambil minyaknya dan menjadi minyak jarak atau castrol oil.
Baca Juga:Raja Bahrain Dapat Hadiah Kitab Taurat dari Menantu Donald Trump, ini Tujuannya
Apabili biji tersebut dikunyah dan ditelan oleh seseorang, racun yang ada di dalamnya bisa menyebabkan luka pada orang tersebut. Ketika diolah sedemikian rupa, risin bisa menjadi senjata yang bisa meracuni orang melalui media udara, makanan, atau air. Itu bisa mematikan.
Zat ini bersifat stabil jika ada dalam suhu yang normal. Apabila dipanaskan hingga di atas 80 derajat celcius, maka ricin dapat menjadi nonaktif. Satu hal yang perlu digarisbawahi, keracunan zat ini tidak akan menyebabkan terjadinya penularan kepada orang lain.
Meski disebut sebagai racun, sesungguhnya zat ini telah banyak digunakan dalam berbagai kegiatan uji coba pengobatan untuk membunuh sel kanker. Ketika risin masuk ke dalam sel tubuh seseorang, zat tersebut akan mencegah sel-sel memproduksi protein yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sel itu sendiri.
Baca Juga:Kisah Pernikahan Donald Trump dan Melania Terungkap
Tanpa adanya protein, sel-sel akan mati. Oleh karena itu, risin dicoba untuk membunuh sel kanker dalam tubuh. Namun, jika digunakan di luar kontrol atau secara tidak sengaja dan menyebabkan keracunan, maka ini bisa membahayakan seluruh tubuh dan berakhir dengan kematian.
Efek samping yang diakibatkan risin beragam. Tergantung, bagaimana seseorang terkena risin, apakah melalui udara, mulut, atau injeksi. Jika zat ini didapatkan melalui udara atau terhirup maka dapat menyebabkan gangguan pernapasan, demam, batuk, mual, dan sesak di dada. Seseorang juga akan banyak mengeluarkan keringat dan banyak tumpukan cairan di paru-paru.
Akibatnya, pernapasan semakin sulit, kulit pun bisa membiru. Paling fatal, keracunan risin lewat udara ini bisa menyebabkan tekanan darah rendah dan gagal napas yang berujung kematian. Paparan melalui udara ini, disebutkan dalam penelitian berjudul Ricin Toxiicity: Clinical and Molecular Aspect dikutip dari NCBI, merupakan yang paling parah daripada paparan melalui jalan lain.
Sementara, kontaminasi risin melalui mulut atau tertelan, maka seseorang akan muntah dan diare yang disertai darah. Orang tersebut juga akan mengalami dehidrasi berat, tekanan darah rendah, kejang, dan adanya darah yang ditemukan dalam urin.
Risiko meninggal sama-sama didapati di sini, apabila dalam beberapa hari organ penting seperti hati, limfa, dan ginjal berhenti bekerja. Apabila seseorang terpapar racun risin, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh medis.
Baca Juga:Donald Trump Terbitkan Larangan TikTok Beroperasi di AS
Meski harus diingat, belum ada penawar yang ditemukan untuk racun yang satu ini. Jadi paling penting adalah menghindarinya. Akan tetapi jika sudah terjadi, maka racun itu sesegera mungkin harus dikeluarkan dari tubuh agar tidak menyerang sel-sel yang lainnya.
Penanganan lain yang bisa diberikan adalah pertolongan pendukung atau standar untuk membantu korban bernapas dengan lebih lega, misalnya memasangkan alat bantu napas, memasang infus, memberikan obat antikejang atau untuk darah rendah, dan lain sebagainya.
Jika paparan masuk lewat mata, maka bisa dibasuh menggunakan air. Beberapa jenis obat-obatan yang disebut efektif untuk melawan racun risin adalah Dexamethasone dan difluoromethylornithine.(kps/hm10)
