9.4 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Dokumen rahasia ‘The Wuhan File’ Bocor, Ungkap Kesalahan China Awal Pandemi

Beijing, MISTAR.ID

Sebuah dokumen rahasia bocor soal bagaimana China menangani corona (Covid-19) di awal-awal pandemi muncul.

Dalam laporan yang bertanda ‘dokumen internal’ itu disebutkan bagaimana data yang dipublikasikan ‘semerawut’ menandakan kekacauan sistem perhitungan di minggu-minggu awal pandemi.

Dokumen itu sendiri berjumlah 117 halaman sebagaimana dipublikasikan CNN International. Dokumen memuat data, meski tak lengkap, dari Oktober 2019 hingga April 2020.

Baca Juga:Seluruh Sekolah di Wuhan Kembali Dibuka

Ini membuka bagaimana tidak fleksibelnya sistem birokrasi dari atas ke bawah dan prosedur emergensi krisis. Salah satu poin yang dicatat adalah bagaimana lambannya pemerintah lokal mendiagnosis pasien Covid-19.

Dalam dokumen tertulis rata-rata waktu penanganan sejak muncul gejala hingga diagnosisi adalah 23,3 hari. Padahal otoritas Hubei mempresentasikan telah melakukan penanganan wabah yang efisien dan transparan kepada publik.

Bukan hanya itu, jumlah kasus yang dilaporkan ke publik dan tertera dalam laporan berbeda. Contohnya, di 10 Februari, China mengumumkan ada 2.478 kasus padahal di dokumen ada total 5.918 kasus terdeteksi atau dua kali lipat dari yang diumumkan di publik.

Baca Juga:AS Buka Pesan Rahasia Dugaan Covid-19 dari Lab Wuhan

Belum ada komentar dari Kementerian Luar Negeri China atau Komite Kesehatan Tiongkok soal ini.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan sejumlah negara seperti Australia memang menuntut transparansi China soal corona di awal masa pandemi. Namun China membela penanganan wabahnya.

Dalam konferensi pers 7 Juni di , China memuat Buku Putih. Di sana Beijing mengaku sudah menerbitkan informasi terkait corona dengan tapat waktu, terbuka dan transparan.

“Sambil berusaha sekuat tenaga untuk membendung virus, China juga telah bertindak dengan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kemanusiaan, rakyatnya, keturunannya, dan komunitas internasional, serta telah memberikan informasi tentang Covid-19 secara profesional dan efisien,” tulis buku tersebut.

“(China) ini telah merilis informasi otoritatif dan rinci sedini mungkin secara teratur, sehingga secara efektif menanggapi perhatian publik dan membangun konsensus publik.”

Sementara itu, pakar kesehatan mengatakan dokumen tersebut menjelaskan mengapa apa yang diketahui China di awal-awal bulan pandemi penting.

“Jelas mereka melakukan kesalahan, dan bukan hanya kesalahan yang terjadi saat Anda berurusan dengan virus baru, juga kesalahan birokrasi dan bermotif politik dalam cara mereka menanganinya,” kata Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations.

“Ini memiliki konsekuensi global. Anda tidak pernah bisa menjamin transparansi 100%. Ini bukan hanya tentang penyembunyian yang disengaja, Anda juga dibatasi oleh teknologi dan masalah lain dengan virus baru.Tetapi bahkan jika mereka 100% transparan, itu tidak akan menghentikan pemerintahan Trump meremehkan keseriusannya. Ini mungkin tidak akan menghentikan perkembangan ini menjadi pandemi.

Baca Juga:Enam Bulan Setelah Virus Pneumonia, Wuhan Kembali Normal

Sementara itu mengutip dokumen media Lancet, pada saat yang sama 1 Desember 2019, saat virus corona diyakini muncul, dokumen menunjukkan krisis kesehatan lain sedang berlangsung di Hubei. Provinsi itu menghadapi wabah influenza yang signifikan.

Epidemi influenza, seperti yang dicatat para pejabat dalam dokumen itu, tidak hanya terjadi di Wuhan pada bulan Desember, tetapi yang terbesar di kota-kota tetangga Yichang dan Xianning. Masih belum jelas apa dampak atau hubungan lonjakan influenza itu pada wabah Covid-19.

Tak ada saran dalam dokumen bahwa kedua krisis paralel tersebut terkait. Informasi mengenai besarnya lonjakan influenza di Hubei masih belum dipublikasikan.(cnbcindonesia.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles