12.3 C
New York
Saturday, April 20, 2024

China Serukan Demonstran “Hitam” Diberantas Dari Hongkong

Beijing, MISTAR.ID

China mengeluarkan pernyataan kritis terkait keamanan di Hongkong. Dengan tegas dikatakan, keamanan Hong Kong bisa tercapai jika demonstran anarkis diberantas.

Kantor Kedutaan China di Hong Kong dalam pernyataannya, Rabu (6/5/20) mengingatkan, kota itu tidak akan pernah aman kecuali “demonstran anarkis yang berpakaian hitam” semua diberantas. Mereka digambarkan sebagai “virus politik” yang mencari kemerdekaan sendiri dari Beijing.

Pernyataan keras itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat di kalangan aktivis demokrasi, akan tindakan negara China yang memperketat penguasaannya atas negara bekas jajahan Inggris itu. Walaupun penguncian dilakukan untuk mencegah infeksi virus corona, masih juga tetap membuat sebagian besar dari mereka melakukan aksi jalanan.

Kantor Urusan Hong Kong dan Macau mengingatkan bahwa pemerintah pusat China tidak akan hanya duduk diam melihat “tempat itu di porak-porandakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab”.

Pemerintah pusat China memiliki tanggung jawab terbesar dalam menjaga ketertiban dan menjaga keamanan nasional.

“Tindakan memporak-porandakan dari para pengunjuk rasa yang berpakaian hitam adalah virus politik di masyarakat Hong Kong dan musuh besar bagi ‘Satu Negara Dua Sistem’, Selama mereka tidak di tangkap, Hong Kong tidak akan pernah merasa aman.” kata seorang dari kantor itu.

Pada tahun 2019, pusat keuangan Asia selama berbulan-bulan diguncang oleh sekelompok besar demonstran politik yang terkadang anarkis, atas RUU ekstradisi yang sekarang telah diperbaharui, dimana rakyat dapat dikirim ke daratan China untuk diadili.

Banyak demonstran muda yang berpakaian hitam melawan polisi Hong Kong ketika demonstrasi berkembang menjadi teriakan untuk revolusi demokrasi yang lebih besar.

Para pengunjuk rasa mengatakan Beijing berusaha mengeliminasi gaya pemerintahan ‘satu negara, dua sistem’ yang menjamin kebebasan tersendiri sejak pengembalian Hong Kong ke pemerintahan China pada tahun 1997.

Beijing menolak kritikan bahwa mereka berusaha untuk merampas kebebasan kota yang sangat dihargai itu.

Pada akhir bulan lalu, Polisi anti demonstrasi Hong Kong membubarkan kerumunan 300 orang aktivis pro-demokrasi, beberapa di antaranya mengenakan pakaian hitam. Demonstrasi besar pertama sejak pemerintah memberlakukan larangan pertemuan publik pada akhir bulan Maret untuk menekan penyebaran virus corona.

Penangkapan 15 orang aktivis pada bulan April, termasuk politisi veteran, penerbit elit dan pengacara senior, mendorong para demonstran kembali protes sehingga menjadi sorotan dan mendapat kecaman dari Washington dan kelompok-kelompok hak asasi internasional.

Pada hari Sabtu (2/5/20), Kantor perwakilan utama Beijing di Hong Kong memprotes tentang apa yang digambarkannya sebagai radikal ekstrim karena mengadakan pertemuan ilegal selama liburan Hari Buruh dan menuduh mereka melanggar aturan hukum.

Perang kata-kata telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Pejabat tinggi Beijing di Hong Kong mendesak pemerintah daerah untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional “secepat mungkin”, hal ini dipicu oleh kekhawatiran atas apa yang terlihat sebagai pelanggaran kebebasan berwilayah.

Ketakutan Hong Kong akan campur tangan Beijing dalam masalah ini, akan berisiko membangkitkan protes anti-pemerintah yang setelah berbulan-bulan sudah relatif tenang di tengah berlakunya aturan social-distancing untuk menekan penyebaran virus corona.

Kontraksi ekonomi tahunan Hong Kong tercatat paling parah di kuartal pertama, sejak tahun 1974. Pandemi virus corona telah menjadi pukulan berat bagi aktivitas bisnis, yang sebelumnya juga sudah menurun setelah protes anti-pemerintah.

“Masalah terbesar Hong Kong datang dari faktor dalam, yaitu para anarkis yang dipanggil dan terlibat dalam ‘lanchao’, yang berarti taktik membumi hanguskan.” kata seorang dari kantor urusan Hong Kong dan Macau.

Sumber : Reuters World News
Pewarta : Jody styawan
Editor : Mahadi

Related Articles

Latest Articles