11.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

China Laporkan Kasus Pertama Penularan Virus Flu Burung Langka H10N3

Jiangsu, MISTAR.ID

Seorang pria berusia 41 tahun di provinsi Jiangsu, China Timur telah dikonfirmasi sebagai kasus manusia pertama yang terinfeksi dengan jenis flu burung langka yang dikenal sebagai H10N3, kata Komisi Kesehatan Nasional Beijing (NHC) pada hari Selasa waktu setempat.

Banyak jenis flu burung yang berbeda muncul di China dan beberapa menginfeksi orang secara sporadis, biasanya menginfeksi mereka yang bekerja dekat dengan unggas. Tidak ada indikasi bahwa H10N3 dapat menyebar dengan mudah pada manusia.

Dilaporkan Reuters, 2 Juni 2021, pria itu, seorang penduduk kota Zhenjiang, dirawat di rumah sakit pada 28 April dan didiagnosis dengan H10N3 pada 28 Mei, kata komisi kesehatan. Namun komisi kesehatan tidak memberikan rincian bagaimana pria itu terinfeksi.

Baca Juga: 350 Ribu Unggas di India Mati Akibat Wabah Flu Burung

Kondisinya sekarang stabil dan dia siap untuk dipulangkan. Investigasi terhadap kontak dekatnya tidak menemukan kasus lain, kata NHC. Tidak ada kasus lain infeksi H10N3 pada manusia yang dilaporkan secara global, kata NHC.

H10N3 adalah patogen rendah, yang berarti menyebabkan penyakit yang relatif lebih ringan pada unggas dan tidak mungkin menyebabkan wabah skala besar, menurut NHC.

“Sumber paparan pasien terhadap virus H10N3 tidak diketahui saat ini, dan tidak ada kasus lain yang ditemukan dalam pengawasan darurat di antara penduduk setempat. Saat ini, tidak ada indikasi penularan dari manusia ke manusia,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menanggapi kasus virus H10N3.

Baca Juga: Flu Burung Makin Gawat, 11 Ribu Ayam Dimusnahkan Di Jepang

“Selama virus flu burung beredar di unggas, infeksi sporadis flu burung pada manusia tidak mengejutkan, yang merupakan pengingat nyata bahwa ancaman pandemi influenza terus berlanjut,” tambah WHO.

“Strain ini bukan virus yang sangat umum”, kata Filip Claes, koordinator laboratorium regional dari Food and Agriculture Organization’s Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases di kantor regional untuk Asia dan Pasifik.

Hanya sekitar 160 isolat virus yang dilaporkan dalam 40 tahun hingga 2018, sebagian besar pada burung liar atau unggas air di Asia dan beberapa bagian terbatas Amerika Utara, dan sejauh ini tidak ada yang terdeteksi pada ayam, kata Claes.

Menganalisis data genetik virus akan diperlukan untuk menentukan apakah itu menyerupai virus yang lebih tua atau apakah itu adalah perkawinan baru dari virus yang berbeda, kata Claes.

Tidak ada jumlah yang signifikan dari infeksi flu burung pada manusia sejak strain H7N9 membunuh sekitar 300 orang selama 2016-2017.(tempo/hm02)

Related Articles

Latest Articles