11.5 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Cedera Pada Plasenta Ditunjukkan Oleh Wanita Hamil Penderita Covid-19

Northwestern, MISTAR.ID
Plasenta dari 16 wanita yang dites positif Covid-19 saat hamil menunjukkan adanya bukti cedera, menurut uji patologis yang dilakukan langsung setelah proses kelahiran, lapor sebuah studi baru-baru ini di Northwestern Medicine.

Jenis cedera yang terlihat pada plasenta menunjukkan aliran darah abnormal antara ibu dan bayinya dalam rahim, menunjukkan adanya komplikasi baru Covid-19.

Temuan ini meskipun masih awal, tetapi dapat membantu menginfromasikan bagaimana wanita hamil harus dipantau secara klinis selama pandemi. Studi ini dipublikasikan hari, Jumat (22/5/20). Ini adalah penelitian terbesar untuk memeriksa kesehatan plasenta pada wanita yang dites positif Covid-19.

“Sebagian besar bayi ini dilahirkan dengan proses kelahiran normal, sehingga Anda tidak akan berpikir ada sesuatu yang salah dengan plasenta. Tetapi hasil uji menunjukkan, virus ini tampaknya menyebabkan cedera pada plasenta.” kata penulis senior Dr Jeffrey Goldstein selaku asisten profesor patologi di Universitas Feinberg School of Medicine dan ahli patologi Northwestren Medicine.

“Tampaknya tidak mengakibatkan hasil negatif pada bayi yang lahir dan hidup. Ini hanya berdasarkan data kami yang terbatas, tetapi itu cukup menvalidasi pemikiran bahwa wanita hamil dengan Covid-19 harus dipantau lebih seksama.

Pemantauan yang dimaksud mungkin dalam bentuk tes non-stres, yang memeriksa seberapa baik plasenta mengirimkan oksigen, atau scan ultrasound pertumbuhan yang mengukur apakah bayi tumbuh pada level sehat,” beber rekan penulis Dr Emily Miller selaku asisten profesir kebidanan dan kandungan di Feinberg dan dokter kandungan Northwestern Medicine.

Baca Juga:Seorang Ibu Positif Covid-19 Lahirkan Bayi Sehat

Bukan untuk memberikan gambaran yang menakut-nakuti tetapi temuan ini sangat mengkhawatirkan. “Saya tidak mau menarik kesimpulan luas dari sebuah penelitian kecil, tetapi pandangan awal tentang bagaimana Covid-19 dapat menyebabkan perubahan pada plasenta membawa beberapa implikasi yang cukup signifikan bagi kesehatan kehamilan. Kita harus membahas apakah harus mengubah cara memantau wanita hamil sekarang,” kata Miller.

“Penelitian kami dan penelitian lain yang sejenis sedang mencoba untuk mendapatkan dasar atas paparan ini, sehingga kami dapat memikirkan pertanyaan apa yang harus kami mengajukan pertanyaan kepada anak-anak yang lahir dari kondisi seperti itu, apa yang dapat atau harus kami lakukan sekarang untuk mengurangi jenis kondisi yang sama dengan hal ini,” kata Goldstein.

Lima belas pasien melahirkan bayi hidup pada trimester ketiga, namun satu pasien mengalami keguguram pada trimester kedua.

“Pasien itu asimtomatik, jadi kami tidak tahu apakah virus itu menyebabkan keguguran atau terkait.” kata Goldstein.

“Kami memperhatikan empat kasus keguguran lain dengan Covid-19. Yang lainnya melaporkan, pasien Covid-19 dengan menunjukkan gejala dan tiga atau empat orang mmiliki infeksi pada plasenta,” sebutnya.(medicalxpress/ja/hm10)

Related Articles

Latest Articles