10.7 C
New York
Monday, May 6, 2024

Berlomba Mencari Vaksin Covid-19, China Kekurangan Monyet Percobaan

Shenyang, MISTAR.ID
Vaksin virus corona masih menjadi sebuah misteri sampai sekarang ini. Oleh karena itu, banyak perusahaan swasta maupun pemerintah negara berupaya menemukan vaksin virus corona. Para peneliti di salah satu laboratorium China harus bekerja di akhir pekan karena keterbatasan waktu untuk mendapatkan vaksin tersebut. Tapi untuk saat ini, mereka mengalami kekurangan pasokan monyet yang dijadikan sebagai hewan percobaan laboratorium. Sedangkan di Eropa uji coba menggunakan manusia sudah dilakukan dilaboratorium.

Yisheng Biopharma, sebuah perusahaan yang berbasis di kota timur laut Shenyang, telah bekerja tanpa henti sejak awal Januari dalam upaya menemukan vaksin melawan virus corona yang muncul di China akhir tahun lalu.

Yisheng Biopharma mengatakan akan dapat menghasilkan 500 juta dosis vaksin per tahun

Kembalinya kasus virus corona di China setelah negara tersebut berhasil mengendalikan virus tersebut telah menjadi sorotan urgensi bagi seluruh dunia untuk menemukan vaksin melawan virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 450.000 orang di seluruh dunia.

Yisheng yang dikenal sebagai perusahaan pembuat vaksin rabies, telah mengubah satu dari sembilan laboratoriumnya menjadi jalur produksi inokulasi virus corona dan akan merekrut hingga 50 pekerja tambahan.

Perusahaan ini masih dalam tahap awal pengembangan. Sebelum menyelesaikan uji klinis, perusahaan itu telah berani mengambil risiko dalam memproduksi vaksinnya pada bulan September lalu, sehingga harapan untuk menciptakan vaksin bisa lebih cepat selesai dan digunakan oleh publik jika vaksin tersebut disetujui.

Yisheng telah menghabiskan lebih dari 20 juta yuan untuk penelitian vaksinnya sejauh in0 (f:AFP/mistar)

“Vaksin ini harus muncul dengan cepat, dan tidak mungkin menunggu sampai musim epidemi berikutnya dalam menyelesaikan uji coba dan menggunakan vaksin pada musim epidemi ketiga,” ujar ketua Yisheng Zhang Yi kepada AFP.

Zhang mengatakan kepada para anggota penelitinya untuk tidak beristirahat pada akhir pekan sejak mereka mendapatkan urutan gen dari virus corona, pada hari kedua Tahun Baru Cina di akhir Januari.

“Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” ujar Zhang.

Baca juga: Vaksin China Kemungkinan Belum Siap Dijual Hingga 2021

Baca juga: Akhir Tahun, WHO Targetkan Ratusan Juta Vaksin Virus Corona

Harga hewan percobaan

Vaksin yang direncanakan perusahaan berada pada tahap pengujian hewan, yang mendahului uji klinis manusia.

Zhang mengatakan uji coba pada tikus dan kelinci telah menunjukkan hasil yang baik, dengan memberikan hewan tersebut antibodi penetral tingkat tinggi.

Menurut perusahaan Yisheng, Vaksin ini diharapkan tidak hanya melindungi tubuh dari infeksi, tetapi juga menyembuhkan pasien yang terkena COVID-19.

Yisheng berencana untuk merekrut hingga 50 pekerja tambahan untuk upaya vaksin. (f:AFP/mistar)

Langkah selanjutnya adalah mengujinya pada monyet, yang mana menjadi mahal karena permintaan tinggi dari laboratorium yang menguji serangkaian obat antibodi dan vaksin COVID-19, ujar David Shao, CEO Yisheng.

Menurut Shao, Perusahaan Yisheng biasanya membayar antara 10.000 dan 20.000 yuan (US $ 1.400 dan $ 2.800) untuk seekor kera tapi untuk sekarang setiap hewan bernilai 100.000 yuan..

Laboratorium di China umumnya menggunakan kera jenis rhesus dan cynomolgus, yang ada di provinsi selatan negara itu.

Menurut Liu Yunbo ketua Beijing HFK Bioscience, penyedia hewan lab, China merupakan penyedia besar untuk monyet laboratorium, pada tahun lalu mereka mengekspor 20.000 ekor dan menggunakan 18.000 ekor dalam penelitian lokal.

“Konsumsi tahun ini cukup besar, sehingga pasokannya tidak cukup,” ujar Yunbo.

Mengejar Waktu

Sejauh ini, Yisheng telah menghabiskan sekitar US $ 3 juta untuk penelitian vaksinnya, dengan rencana untuk memulai produksi dalam beberapa bulan dan bisa digunakan untuk umum tahun ini.

“Ini lebih mahal daripada produk vaksin lainnya,” ujar Shao. Dia juga menambahkan bahwa, ada kekurangan sumber daya dan bahan penelitian.

Yisheng Biopharma telah mengubah satu dari sembilan bengkelnya menjadi lini produksi vaksin COVID-19.

Yisheng Biopharma telah mengubah satu dari sembilan bengkelnya menjadi lini produksi vaksin COVID-19 (f:AFP/mistar)

“Kami mengejar waktu untuk memproduksi vaksin ini, Kami memiliki sebanyak 10 jalur produksi dan menghasilkan 500 juta dosis per tahun,” ujar Zhang.

Karena terlalu sedikit yang terinfeksi di China untuk sekarang ini sehingga untuk menguji vaksin pada manusia, Yisheng berencana untuk mengajukan uji klinis di Amerika Serikat, Eropa, Singapura dan Australia bekerja sama dengan perusahaan AS.

Zhang mengatakan para pesaing kemungkinan akan mengalahkan perusahaannya dalam perlombaan untuk memproduksi vaksin pertama, tetapi itu bukan prioritasnya.

“Ini tentang siapa yang dapat menghasilkan kuantitas. Siapa yang bisa mendapatkan hasil yang baik, dan yang terpenting mampu membuat produk berkualitas tinggi yang efektif. Menjadi yang utama tidak berarti apa-apa,” ujar Zhang. (cna/js/hm06)

Related Articles

Latest Articles