7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Bentrok Kelompok Penambang Emas di Chad Tewaskan 100 Orang

N’Djamena, MISTAR.ID

Menteri Pertahanan Chad Daoud Yaya Brahim mengatakan setidaknya 100 orang tewas dalam bentrokan maut antara dua kelompok para penambang emas ilegal di kawasan Chad bagian utara pada pertengahan pekan lalu, setidaknya sejak 23 Mei 2022.

Hal itu, katanya, dihitung setelah menerjunkan pasukan pengaman ke wilayah bentrok. “Jumlah korban tewas, yang kami tetapkan setelah misi kami di lokasi, mencapai sekitar 100 orang tewas,” kata Brahim, dikutip Senin (30/5/22).

Bentrokan maut itu diketahui pecah mulai 23 Mei 2022 lalu di Kouri Bougoudi yang dekat dengan perbatasan Libya. Itu semua diduga berawal dari perselisihan dua orang yang kemudian membesar menjadi antara dua kelompok.

Baca Juga:Berkas Tersangka Kasus Tambang Ilegal di Madina Lengkap

Beberapa saksi mata mengatakan bentrok terjadi di antara komunitas. Media massa lokal kemudian mengabarkan bentrok tersebut melibatkan kelompok etnis Tama dan komunitas Arab.

Brahim menyatakan sebagai langkah penanggulangan pascabentrok maut tersebut, pihaknya menutup seluruh pertambangan ilegal.

“Dan kami telah melanjutkan untuk mengevakuasi orang-orang dari lokasi,” kata Brahim.

Sebelumnya, berdasarkan laporan dari kelompok pemberontak berbasis di Libya, yang dikenal sebagai Front untuk Perubahan dan Kerukunan di Chad (FACT) mengatakan setidaknya 200 orang tewas dalam insiden itu. Seperti dilansir Reuters, kelompok itu juga menyampaikan sebanyak 500 orang terluka.

Namun, Brahim membantahnya berdasarkan laporan tim yang diterjunkan ke lapangan. Selain itu, dia mengatakan setidaknya ada 40 orang terluka dalam bentrok di tambang emas tersebut.

Baca Juga:Poldasu Periksa Tersangka Tambang Emas Ilegal Madina

Pemerintah Chad mengaku telah menerjunkan tim untuk menilai situasi dan mengembalikan perdamaian.

Sebenarnya, bentrok antar komunitas sering terjadi di Chad, khususnya yang melibatkan petani tetap dan penggembala nomaden.

Sebagai informasi, Chad saat ini bisa dikategorikan dalam kondisi kekacauan setelah mantan Presiden Idriss Deby terbunuh di garis depan melawan pemberontak pada April lalu.

Sejak itu, pemberontak berbasis Libya menyasar kekuasaan atas ibu kota N’Djamena. Sementara ini anak dari Deby lah yang menjabat sebagai presiden interim Chad.(cnn/hm12)

Related Articles

Latest Articles