8.5 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Belgia, Negara Tertinggi Meninggal Dunia Akibat Virus Corona. Kenapa?

Jakarta, MISTAR.ID

Jumlah kematian karena Covid-19 di Belgia tidak banyak dibandingkan dengan Amerika Serikat atau Prancis, tetapi angka kematian per 100.000 penduduk di negeri ini merupakan yang tertinggi di dunia. Mengapa demikian?

Hingga tanggal 27 April, Belgia melaporkan lebih dari 7.200 kematian akibat Covid-19. Angka ini jauh dibandingkan dengan 55.000 kematian di Amerika Serikat atau 23.000 di Prancis.

Namun tingkat kematian akibat Covid-19 di Belgia per 100.000 penduduk merupakan yang tertinggi di dunia.
Menurut Johns Hopkins University, sebanyak 62 pasien Covid-19 meninggal untuk setiap 100.000 penduduk di Belgia, negara dengan penduduk berjumlah sekitar 11 juta jiwa.

Angka kematian yang tinggi ini disebabkan perbedaan cara Belgia dalam melaporkan kematian yang disebabkan oleh Covid-19.

Belgia tidak hanya melaporkan kematian berdasarkan pasien yang sudah terkonfirmasi positif, tetapi juga seluruh kasus yang dicurigai terinfeksi virus corona, termasuk juga kematian pasien yang dirawat di rumah-rumah.

Metode ini berbeda dengan kebanyakan negara yang hanya menghitung kematian yang terjadi di rumah sakit.

Langkah mendesak

Sekalipun banyak negara menghitung dengan cara berbeda, umumnya mereka serupa dalam menghitung kematian Covid-19, yaitu berdasarkan pasien yang sudah dites, dan dikonfirmasi positif virus corona.

Kementerian Kesehatan Spanyol misalnya, secara rutin hanya menghitung kematian akibat virus corona di rumah sakit.

Italia, menghitung pasien yang sudah dites dan hasilnya positif, dan tak memperhitungkan apakah penyebab kematian adalah virus corona atau penyakit lainnya.

Inilah yang dilakukan di Belgia. Mereka menghitung pasien yang terkonfirmasi positif dan pasien yang dicurigai terinfeksi, dan menurut pemerintahnya, ini akan membuat mereka bisa melawan penyakit ini dengan lebih baik.

“Ketika kita tak punya kapasitas untuk mengetes semua orang, maka penting untuk menghitung pula kematian pada suspek atau orang dalam pengawasan,” kata ahli penyakit menular Steven Van Gutch, penanggung jawab komite ilmuwan yang membantu pemerintah melawan virus corona di Belgia.

“Yang membedakan kami dengan negara-negara lain adalah kami menghitung angka kasus dengan lebih luas, yang membuat kami bisa mengambil langkah segera,” tambahnya.

Van Gutch menjelaskan bahwa karena sistemnya yang “ekspansif” dalam menghitung kematian, mereka bisa mendeteksi penyebaran virus corona di rumah-rumah yang merawat orang dalam pengawasan.

“Berkat sistem penghitungan seperti ini, kami mampu menangani masalah tepat waktu,” katanya.

Pada tanggal 15 April, sumber resmi menyatakan bahwa hampir setengah kematian akibat virus corona di Belgia terjadi di rumah-rumah.

Debat Internal

Perdana Menteri Sophie Wilmès menjelaskan di parlemen Belgia bahwa “pemerintah memutuskan untuk sepenuhnya transparan dalam melaporkan kematian terkait Covid-19, sekalipun ini berakibat angkanya seperti dibesar-besarkan.”

Sistem penghitungan ini dipandang dengan curiga oleh ahli lain.

“Hampir semua orang yang meninggal di rumah – jumlahnya bisa mencapai 100 orang sehari – dimasukkan ke dalam statistik corona. Menurut saya, ini agak bodoh,” kata Van Ranst.

Steven van Gutch, yang melaporkan angka-angka virus corona di Belgia setiap hari, paham bahwa metode Belgia ini dikritik, tapi ia percaya bahwa ini sifatnya sementara.

“Tampaknya kita punya angka kematian yang tinggi. Namun dalam kenyataannya data kita bisa dibandingkan dengan Prancis, atau Inggris misalnya. Ketika kita tinjau data dari negara lain dan perlihatkan angka sesungguhnya, tingkat kematian di Belgia cocok dengan pola negara lain,” kata Van Gutch.

“Saya paham beberapa orang merasa khawatir, tapi kami mencoba untuk setransparan dan sejujur mungkin. Mungkin kita membuat estimasi berlebihan terhadap jumlah kematian yang sesungguhnya. Namun ini lebih baik daripada tidak menghitungnya dengan pantas,” tambahnya.

Angka Sesungguhnya

Fakta bahwa hampir semua negara hanya menghitung kematian dari mereka yang positif Covid-19 berpeluang menyembunyikan angka kematian sesungguhnya, yang jauh lebih besar.

Menurut analisis baru-baru ini dari koran Financial Times, jumlah keseluruhan kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia bisa mencapai 60% lebih tinggi daripada yang diumumkan secara resmi.

Koran yang berkantor di London ini mencapai kesimpulan itu sesudah menghitung jumlah kematian yang terjadi bulan Maret dan April tahun ini, dibandingkan dengan catatan di periode yang sama antara tahun 2015 hingga 2019 di beberapa negara.

Inilah skenario yang tak diinginkan oleh pemerintah Belgia.

“Jika hanya menghitung kematian di rumah sakit, kita seperti melihat sambil menutup satu mata kita,” kata Van Gutch.

“Lebih jauh lagi, menurut saya, cara sebenarnya untuk mengukur performa satu negara adalah dengan melihat respon sistem kesehatan mereka. Benar bahwa cara penghitungan kami membuat Belgia menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi. Namun unit perawatan intensif kami, bahkan saat puncak wabah pada tanggal 12 April, tidak lebih dari 58% dari kapasitas keseluruhan,” papar Van Gutch.*

Sumber : BBC
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles