11.5 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Banjir Di Malaysia Tak Surut, Warga Dievakuasi Dengan Ekskavator

Kuala Lumpur, MISTAR.ID

Banjir yang melanda Malaysia tak kunjung surut. Hingga Rabu (6/1/21) sudah puluhan ribu warga Malaysia terpaksa mengungsi akibat banjir dan jumlahnya disebutkan telah mencapai lebih dari 28 ribu orang. Proses evakuasi juga terpaksa dilakukan dengan ekskavator, sementara beberapa orang lainnya berenang melintasi banjir demi mencapai tempat yang lebih aman.

Dilansir media, Rabu (6/1/21), musim penghujan tahunan di timur Malaysia kerap memicu banjir. Namun menurut warga setempat, banjir awal tahun 2021 ini merupakan yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Pahang menjadi negara bagian di Malaysia yang paling parah terkena dampak banjir, di mana lebih dari 21.000 warga telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir.

Sementara di Johor, hampir 4.000 orang juga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan masih ada ribuan warga lainnya yang terdampak banjir di negara bagian lain, menurut Departemen Kesejahteraan Sosial Malaysia. Empat kematian dalam bencana banjir sejauh ini telah dilaporkan di Pahang dan Johor.

Baca juga: Banjir Melanda Johor Bahru Malaysia, Ribuan Warga Dievakuasi

Pada Rabu 6 Januari, sekelompok warga desa di Kampung Sementeh, Pahang, harus dievakuasi dengan sebuah ekskavator — alat berat yang digunakan untuk penggalian. Akses ke desa tersebut terputus akibat banjir, menurut laporan dari seorang jurnalis media yang berada di lokasi.

Adapun seorang wanita hamil dan seorang nenek yang sedang sakit termasuk dalam sejumlah warga yang duduk di bagian sekop raksasa pada mesin alat berat, sementara yang lain berpegangan di kedua sisi ekskavator tersebut. Kendaraan itu lalu melewati genangan banjir yang cukup dalam. Penduduk desa lainnya juga dilaporkan nekat berenang menembus genangan air sedalam 1,8 meter saat berusaha mendapatkan persediaan air bersih dan makanan.

“Sudah tiga hari hujan terus, makanan semakin menipis, beberapa toko tutup,” ungkap pekerja pabrik setempat, Juzaili Mat Zain (44), yang membantu mengatur evakuasi dengan ekskavator itu. Ditambahkannya juga, “Tidak ada perahu dari pemerintah atau truk besar yang bisa membantu (evakuasi)”.

Juzaili pun menyebutkan bahwa aliran listrik ke desa telah padam dan beberapa rumah tergenang banjir. Seorang warga lainnya, bernama Ahmad Saad Mohamad (48) mengatakan bahwa banjir tahun 2021 ini merupakan yang terburuk di daerah itu selama empat dekade.

Baca juga: Malaysia Lockdown, Ribuan TKI Tiba Di Riau

“Kami kecewa dan marah. Sudah tiga hari dan belum ada bantuan pemerintah”. Banjir tahun ini melanda dengan latar belakang wabah Covid-19 yang memburuk. Sejumlah orang khawatir mereka terpapar virus tersebut di pusat bantuan yang padat.

Sementara itu, pemerintah bersikeras telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19, termasuk memerintahkan pejabat untuk menyaring penduduk desa yang dievakuasi. (liputan6/hm09)

Related Articles

Latest Articles