5.3 C
New York
Tuesday, March 26, 2024

Baku Tembak dengan Polisi, 4 Terduga Pembunuh Presiden Haiti Tewas

Port-au-Prince, MISTAR.ID

Pelaku pembunuhan Presiden Haiti diburu polisi. Setidaknya empat orang yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise menemui ajal saat baku tembak dengan polisi, sementara dua lainnya berhasil ditangkap.

Kasus pembunuhan orang nomor satu di Haiti itu telah mengguncang negara yang terletak di Karibia itu. Warga Haitu sepanjang hari berada tak jauh dari televisi dan radio untuk mengikuti perkembangan kasus yang terjadi di negara tersebut.

Kepala Polisi Haiti, Léon Charles mengatakan pada Rabu (7/7/21) malam waktu setempat, baku tembak itu sempat diwarnai penyanderaan terhadap petugas polisi. Namun tiga petugas polisi yang disandera berhasil dibebaskan.

Baca juga: Dua Terduga Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Ditangkap

“Polisi terlibat dalam pertempuran dengan para penyerang,” kata Kepala Polisi Leon Charles pada konferensi pers, seperti dikutip media, Kamis (8/7/21).  “Kami mengejar mereka dan terlibat dalam baku tembak. Mereka menemui ajalnya karena dalam baku tembak mereka mati,” imbuh Charles.

Jutaan orang Haiti dengan cemas berkerumun di sekitar radio dan televisi sepanjang hari, menjauh dari jalanan ketika mereka mencoba memahami siapa yang membunuh presiden, mengapa dan apa arti hari-hari mendatang bagi negara itu.

Pembunuhan itu telah menciptakan kekosongan politik yang mengancam akan memperdalam kekacauan yang telah mencengkeram Haiti selama berbulan-bulan. Istri Moise, Martine Moise, juga tertembak dalam serangan itu. Ibu Negara Haiti itu pun dibawa ke rumah sakit di Florida, Amerika Serikat (AS) untuk perawatan.

Kekacauan

Hingga saat ini tidak diketahui siapa pelaku dari penyerangan tersebut. Namun Perdana Menteri Haiti Claude Joseph menduga ada pihak asing terkait.  “Sekelompok orang tak dikenal, beberapa dari mereka berbicara bahasa Spanyol, menyerang kediaman pribadi presiden dan dengan demikian melukai kepala negara secara fatal,” kata Joseph, tetapi ada sedikit informasi yang solid tentang siapa yang mungkin melakukan pembunuhan itu.

Dalam sebuah wawancara dengan media, Joseph mengatakan bahwa dialah yang menjalankan negara saat ini. Namun, tidak jelas berapa banyak kendali yang dia miliki, atau berapa lama itu akan bertahan.

Baca juga: PBB Akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Kematian Presiden Haiti

Seorang perdana menteri baru telah dijadwalkan untuk menggantikan Joseph minggu ini, dan kepala pengadilan tertinggi negara itu, yang mungkin juga membantu menegakkan ketertiban meninggal karena Covid-19 pada Juni. Kemudian Rabu, dalam siaran televisi ke negara itu, Joseph menampilkan dirinya sebagai kepala pemerintahan dan mengumumkan bahwa dia dan rekan-rekan menterinya telah mendeklarasikan “keadaan pengepungan.”

“Mari kita cari kerukunan untuk maju bersama, agar negara tidak terjerumus ke dalam kekacauan,” ujarnya. Dia juga bersumpah bahwa unit komando yang telah melakukan pembunuhan itu akan dibawa ke pengadilan. Berita pembunuhan Moise makin mengguncang Negara Karibia itu. Haiti sebelumnya sudah tenggelam dalam kekacauan.

Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjuk rasa turun ke jalan untuk menuntut pencopotan Moise. Namun di berpegang teguh pada kekuasaan, memerintah dengan dekrit selama lebih dari satu tahun, bahkan banyak berpendapat bahwa masa jabatannya telah berakhir. Yang lain, termasuk Amerika Serikat, mendukung posisinya bahwa masa jabatannya tidak berakhir sampai tahun depan.

Geng-geng bersenjata menguasai banyak jalan dan telah menculik bahkan anak-anak sekolah dan pendeta gereja di tengah-tengah kebaktian mereka. Kemiskinan dan kelaparan meningkat, dan pemerintah dituduh memperkaya diri sendiri tanpa memberikan layanan yang paling dasar sekalipun. Sekarang, kekosongan politik yang ditinggalkan oleh pembunuhan Moise dapat memicu siklus kekerasan. (medcom/hm09)

Related Articles

Latest Articles