9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Bahaya, Matahari Ikut Lockdown

New York, MISTAR.ID
Fenomena lockdown (penguncian diri) ternyata terjadi juga di matahari. Menurut penelitian para ahli, matahari ini sudah memasuki masa lockdown atau periode ‘minim matahari’. Dampaknya menyebabkan cuaca membeku, gempa bumi dan kelaparan.

Matahari lockdown artinya aktivitas permukaannya mengalami penurunan yang terlihat dari menghilangnya bintik-bintik matahari. Para ahli mengatakan, bumi akan mengalami periode terdalam dari ‘resesi’ sinar matahari.

“Hitungan Sunspor, ini adalah salah satu yang terdalam abad ini. Medan magnet matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ektra ke tata surya,” ujar Astronom Tony Philips, Senin (18/5/20).

Para ilmuwan NASA khawatir ini akan mengulangi periode Dalton Minimum, yang terjadi pada 1790 dan 1830. Ketika itu bumi mengalami periode dingin yang brutal, kehilangan panen, kelaparan dan letusan gunung berapi yang kuat.

Pada periode itu suhu merosot hingga 2 derajat celcius selama 20 tahun, menghancurkan produksi pangan dunia. “Kelebihan sinar kosmik akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi astronot dan pelancong udara kutub utara, memengaruhi elektro-kimia atmosfer atas bumi, dan membantu memicu petir,” sebutnya lagi

Pada 10 April 1815, terjadi letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun. Letusan tersebut terjadi di Gunung Tamboro, Nusa Tenggara Barat, yang menewaskan 71.000 orang.

Pada 1816, terjadi periode yang dijuluki Tahun Tanpa Musim Panas atau ngetren dengan nama delapan belas ribu dan membeku hingga mati, ketika salju turun di Juli. Sejauh ini matahari telah mengalami ‘kosong’ tanpa bintik matahari 76 persen dari waktu itu, angka ini turun sedikit dari tahun lalu di mana kekosongannya mencapai 77 persen.

Sumber: CNBCIndonesia
Editor: Andy Hutagalung

Related Articles

Latest Articles