10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

AS Mengaku Salah Pesawat Tempurnya Tewaskan 10 Warga Sipil Afghanistan

Kabul, MISTAR.ID

Serangan pesawat tempur tak berawak milik Amerika Serikat (AS) di Kabul, Afghanistan pada 29 Agustus 2021 lalu merupakan kesalahan yang sangat fatal. Militer AS yang mendapat kecaman dari berbagai negara tak dapat mengelak, dan mengakui bahwa serangan itu adalah sebuah kesalahan sebagaimana disampaikan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dan meminta maaf.

Serangan itu menargetkan kendaraan yang salah sehingga menewaskan 10 warga sipil, tujuh di antaranya adalah anak-anak. Berdasarkan hasil investigasi kendaraan tersebut bukanlah ancaman yang terkait dengan ISIS-K.

“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada anggota keluarga yang masih hidup dari mereka yang terbunuh. Kami meminta maaf, dan kami akan berusaha untuk belajar dari kesalahan mengerikan ini,” kata Austin, dikutip dari AFP.

Baca Juga: 1.500 Warga AS Masih di Afghanistan

Jenderal tertinggi Komando Pusat AS, Frank Mckenzie menjelaskan serangan itu terjadi lantaran militer AS mengira kendaraan tersebut merupakan ancaman saat AS mencoba mengevakuasi warga Afghanistan.

Menjelang serangan, ooperator pesawat tak berawak itu mengawasi seorang pengemudi laki-laki yang dinilai mencurigakan.

“Serangan ini dilakukan dengan keyakinan yang sungguh-sungguh bahwa itu akan mencegah ancaman yang akan segera terjadi pada pasukan kami dan para pengungsi di bandara, tetapi itu adalah kesalahan yang mengerikan,” kata Mckenzie, dikutip dari CNN.

Baca Juga: Bom Meledak di Bandara Kabul, 60 Warga Sipil dan 12 Tentara AS Tewas

Dia juga menyampaikan permintaan maaf lantaran pasukannya salah sasaran. “Saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus,” kata Mckenzie.

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menilai pengakuan kesalahan ini adalah langkah yang penting untuk akuntabilitas. Namun, militer dan pemerintah AS juga harus mengambil langkah lain seperti membayar ganti rugi kepada anggota keluarga.

“AS harus berkomitmen untuk melakukan penyelidikan penuh, transparan, dan tidak memihak atas insiden ini. Siapa pun yang diduga bertanggung jawab pidana harus diadili secara adil,” kata aktivis Amnesty International Brian Castner.(CNN/hm02)

Related Articles

Latest Articles