18.4 C
New York
Sunday, May 19, 2024

AS Janjikan Imbalan Rp143 M Bagi yang Punya Informasi soal Ketua ISIS-K

Washington, MISTAR.ID

Amerika Serikat menawarkan imbalan US$10 juta atau setara Rp143 miliar bagi pihak yang punya informasi terkait keberadaan pemimpin ISIS cabang Afghanistan atau ISIS Khorasan (ISIS-K).

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan tawaran imbalan itu melalui pernyataan, Senin (7/2). Dalam pernyataan itu, AS juga menawarkan hadiah dengan jumlah sama bagi yang mengetahui dalang serangan bom di Kabul pada 26 Agustus 2021.

Saat bom bunuh diri itu meledak, AS dan negara lain tengah mengevakuasi dan menarik pasukan dari Afghanistan, setelah Taliban berhasil menguasai negara itu.

Baca juga:Detik-detik Menegangkan Penyergapan Pimpinan ISIS di Suriah

Menurut informasi yang didapat AS, pemimpin ISIS-K bernama Sanaullah Ghafari alias Shahab al-Muhajir. Ia ditunjuk langsung oleh ISIS. Dia sudah masuk daftar hitam sebagai teroris asing sejak November 2021.

“Ghafari bertanggung jawab menyetujui seluruh operasi ISIS-K di penjuru Afghanistan dan mengatur pendanaan untuk melakukan operasi,” demikian pernyataan Kemenhan AS yang dikutip AFP.

Namun, informasi soal Ghafari tak banyak diketahui. Jika dilihat dari nama panggilanya, ia diduga berasal dari negara-negara Arab.

Ghafari juga dilaporkan pernah menjadi komandan kelompok teroris Al-Qaeda atau mantan anggota jaringan Haqqani, salah satu faksi paling kuat di Afghanistan dan ditakuti Taliban.

Baca juga:MU Selamat dari Krisis Setelah Bantai Tottenham 3-0

Sejak Taliban berhasil menguasai Afghanistan, ISIS-K semakin agresif melakukan serangan. Di masa awal Taliban duduk di kursi kekuasaan, ledakan terjadi nyaris tiap pekan di hari Jumat.

Selama beberapa tahun terakhir, ISIS-K juga bertanggung jawab atas sederet serangan yang menargetkan warga Afghanistan dan Pakistan. Serangan itu terjadi di masjid, di tempat suci, ruang publik, dan rumah sakit.

Mereka secara khusus menargetkan Muslim dari kelompok yang dianggap sesat, termasuk Syiah.

Tawaran hadiah AS baru-baru ini sendiri, muncul tak lama usai kematian pemimpin ISIS, Abu Ibrahim al-Hasyimi al-Qurasyi, pekan lalu.

Al Qurayshi tewas karena meledakkan bom bunuh diri saat pasukan AS mengepung kediamannya di Suriah dalam operasi khusus kontraterorisme.

Baca juga:Ternyata ini Sumber Dana Terorisme di Indonesia

“Saat pasukan mendekat untuk menangkap teroris itu, tindakan terakhir sang pengecut yang tak memedulikan kehidupan keluarga sendiri atau orang lain di gedung itu adalah meledakkan bom bunuh diri, ketimbang diadili atas kejahatan yang dilakukan,” ujar Presiden AS, Joe Biden, seperti dikutip CNN.

Biden kemudian mengungkapkan bahwa pemerintah sudah melakukan semua tindakan pencegahan demi melindungi warga sipil.

“Operasi ini merupakan bukti Amerika Serikat mampu mengatasi ancaman teroris di sudut dunia mana pun mereka mencoba bersembunyi. Kami akan mengejar kalian dan menemukan kalian,” katanya. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles