9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Antibodi Hewan Unta Berpotensi Jadi Obat Covid-19

Washington, MISTAR.ID
Profesor James Naismith salah satu peneliti utama dan Direktur Institut Rosalind Franklin di Oxfordshire, menggambarkan nanobodies atau versi antibodi yang lebih kecil dan lebih sederhana sebagai komponen yang sangat menarik.

Selain itu, terapi Covid-19 yang berasal dari Ilama bernama Fifi menunjukkan potensi yang signifikan dalam tahap uji coba awal. Terapi yang dilakukan menggunakan nanobodies, yang diproduksi oleh llama dan unta secara alami sebagai respons terhadap infeksi.

Dilansir dari BBC, setelah terapi diuji pada manusia, para ilmuwan mengatakan bisa diberikan sebagai semprotan hidung sederhana untuk mengobati dan bahkan mencegah infeksi dini.

Naismith menjelaskan, hewan pengerat yang terinfeksi virus corona yang diobati dengan semprotan hidung nanobodies baru pulih sepenuhnya dalam enam hari.

Baca Juga:Jerman Pakai Obat Covid-19 yang Dipakai Trump, Stok Dibeli 200 Ribu Dosis

Pengobatan tersebut sejauh ini hanya diuji pada hewan laboratorium itu. Meski demikian, Public Health Inggris mengatakan itu adalah salah satu agen penetral SARS-CoV-2 paling efektif yang pernah diuji.

Potensi melawan Covid-19 yang nyata ini berasal dari kekuatan nanobodies yang mengikat virus. Naismith mengatakan seperti antibodi manusia, nanobodies virus menempel dan mengikat virus dan bakteri yang menyerang tubuh.

Pengikatan ini pada dasarnya menandai virus yang menyerang dengan ‘red flag’ kekebalan, untuk memungkinkan sisa gudang senjata kekebalan tubuh menargetkannya untuk dihancurkan. Nanobodies yang diproduksi para peneliti dengan bantuan sistem kekebalan llama sangat terikat erat.

“Di situlah kami mendapat bantuan dari Fifi the ‘Franklin llama’,” jelas Prof Naismith. Dengan memvaksinasi Fifi dengan sepotong kecil protein virus yang tidak menular, para ilmuwan merangsang sistem kekebalannya untuk membuat molekul khusus.

Baca Juga:WHO: Jangan Gunakan Remdesivir sebagai Obat Covid-19

Para ilmuwan kemudian dengan hati-hati memilih dan memurnikan nanobodi paling kuat dalam sampel darah Fifi, yang paling cocok dengan protein virus, seperti kunci yang paling cocok dengan kunci tertentu. Tim peneliti kemudian mampu menumbuhkan sejumlah besar molekul paling kuat yang dipilih secara khusus.

Dalam kesempatan berbeda, Profesor Sheena Cruickshank, seorang ahli imunologi dari Universitas Manchester mengatakan perkembangan baru tersebut menarik, namun masih di tahap awal.

“Kami membutuhkan lebih banyak data tentang kemanjuran dan keamanan sebelum kami beralih ke uji coba pada manusia,” kata Cruickshank .

“Namun, ini sangat menjanjikan dan fakta bahwa itu mungkin lebih murah dan lebih mudah untuk diberikan adalah nilai tambah. Sayangnya, Covid-19 akan bersama kita untuk sementara waktu, jadi lebih banyak perawatan akan dibutuhkan.”(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles