8.9 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Antibodi Covid Lawan Varian Delta Ditemukan Peneliti China

Beijing, MISTAR.ID
Tim peneliti China menemukan antibodi monoklonal yang dapat memblokir peningkatan virus corona baru pada enzim pengubah Angiotensin 2. Enzim menempel pada membran sel dan berada di usus, ginjal, testis, kantong empedu dan jantung.

Penelitian di China itu berhasil menemukan antibodi Covid-19 untuk melawan varian Delta. Tim peneliti mengklaim antibodi tersebut dapat menjadi pengobatan infeksi virus.

Penelitian ini ditemukan oleh Yang Xiaoming, Chairman Sinopharm China National Biotec Group, anak usaha Sinopharm. Temuan tersebut diumumkan perusahaan pada hari, Rabu (4/8/21), dan diklaim untuk pencegahan jangka pendek dan pengobatan dini Covid-19.

Menurut pengumuman perusahaan, Antibodi dapat mencegah virus untuk menginfeksi sel, seperti dikutip dari Global Times, Jumat (6/8/21).

Baca Juga:Dominasi Varian Delta Pandemi di Bulan Juli

Antibodi monoklonal ini diharapan bisa memiliki efektivitas yang kuat saat dijadikan obat terapi. Selain itu juga memiliki efikasi (kemanjuran) yang signifikan serta toksisitas rendah.

Antibodi yang disebut sebagai rudal biologis menunjukkan kemanjuran yang baik dan juga aplikasi yang luas untuk pengobatan berbagai penyakit.

Sementara, penerapan antibodi atau 2BII disebutkan bisa mengurangi peradangan paru-paru yang disebabkan oleh virus. Dalam penelitian terbaru, 2BII memiliki aktivitas netralisasi pada varian Delta dan juga nilai aplikasi besar yang bisa digunakan untuk melakukan pencegahan dalam jangka pendek dan juga pengobatan dini.

Perusahaan mengatakan, aplikasi klinis penerapan antibodi ini berjalan sesuai dengan harapan. Penggunaannya kemungkinan bisa dilakukan secepat mungkin di China.

Baca Juga:2,7 Juta Warga China Dilockdown Demi Lawan Varian Delta

China memang diketahui jadi satu dari banyak negara yang harus mengalami lonjakan kasus akibat varian Delta. Peningkatan kasus terjadi di kota besar mulai dari Beijing hingga Wuhan, yang menjadi tempat pertama kali Covid-19 terdeteksi.

Peningkatan kasus ini terjadi pada 20 Juli 2021. Virus ditemukan dari penerbangan pesawat asal Rusia di Nanjing, Provinsi Jangsu. Secara signifikan kasus naik hingga menyentuh 500 kasus.

Llaporan pemerintah pada, Rabu (4/8/21), terdapat 96 kasus baru di China. Sementara transmisi lokal ditemukan pada 71 kasus.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles