11.5 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Aksi KKB Makin Brutal, Bunuh Ratusan Orang dalam Sehari di Nigeria

Jakarta, MISTAR.ID

Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di beberapa negara Afrika semakin brutal. Mereka membunuh warga desa dan menculik siswa yang jumlahnya mencapai ratusan orang.

Motif serangan yang menewaskan ratusan orang tersebut bukan sekadar berlatar belakang terorisme, namun dilatarbelakangi berbagai hal mulai dari konflik lahan, meminta uang tebusan, dan sebagainya.

Nigeria merupakan negara dengan kasus kejahatan melibatkan KKB paling dominan di Afrika Barat. Selain warga sipil, polisi juga menjadi sasaran serangan.

Baca Juga:Kapolri: Tahun Ini, 217 Orang Ditangkap Terkait Terorisme

Berikut beberapa serangan brutal KKB di Nigeria dan negara lain:

  1. Pembantaian di Kebbi

Salah satu serangan terkeji terjadi di Negara Bagian Kebbi pada 3 Juni, sebanyak 88 orang dibunuh. Para pelaku juga menyerang peternakan dan menghancurkan lahan pertanian.

2. Pembunuhan Petani

Beberapa hari sebelum pembantaian di Kebbi, KKB membunuh setidaknya 41 petani di Zamfara. Peristiwa itu terjadi hanya 4 hari setelah kelompok ini juga membunuh 17 petani di negara bagian yang sama.

Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders menyatakan, gelombang kekerasan menyebabkan banyak warga terpaksa meninggalkan rumah, lahan pertanian, dan hwean gembalaan mereka untuk menghindari kekerasan. Motif serangan ini umumnya karena sengketa lahan atau sebagai pembalasan kepada warga karena dituduh melaporkan posisi mereka ke pasukan keamanan.

Baca Juga:Serangan Milisi Tewaskan 55 Warga Kongo

3. KKB Bunuh 137 Orang dalam Sehari

Kekerasan KKB juga terjadi di negara tetangga Nigeria, Niger. Korban tewas dalam serangan di beberapa desa dalam sehari yakni pada 21 Maret 2021 mencapai 137 orang. Pemerintah sempat merevisi jumlah korban tewas yang sebelumnya diperkirakan sekitar 60 orang. Ini merupakan serangan terkoordinasi paling berdarah di negara itu dalam sehari.

“Dengan menargetkan warga sipil secara sistematis, kelompok bersenjata mencapai tingkat kengerian dan kebiadaban baru,” demikian pernyataan pemerintah.

Tidak disebutkan siapa pelaku serangan, namun umber di pasukan keamanan menyalahkan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS. Sebuah laporan kelompok organisasi kemanusiaan yang dipimpin badan pengungsi PBB UNHCR mengungkap, serangan itu kemungkinan bermotif balas dendam atas penangkapan anggota kelompok mereka sebelumnya.

Baca Juga:Milisi Bersenjata Tewaskan 19 Orang di Kongo, Militer Kepung Dua Provinsi

4. Serangan Konvoi Warga Tewaskan 58 Orang

Serangan lain terjadi sepekan sebelumnya yakni pada 15 Maret di perdesaan wilayah Tillabery, Niger, dekat perbatasan denganMali dan Burkina Faso. Para pelaku mencegat empat kendaraan yang mengangkut penumpang dari sebuah pasar yang digelar seminggu sekali ke Desa Chinagoder dan Darey Dey. Selain itu KKB juga menyerang desa terdekat.

5. Aksi KKB di Kongo Bunuh 50 Orang

Di Kongo KKB tak kalah brutalnya. Pada akhir Mei mereka menyerbu dua desa di Provinsi Ituri dan membunuh 50 orang. Para pelaku memberondong peluru menggunakan senapan mesin ke warga tak berdosa. Puluhan mayat bergelimpangan di jalanan kedua desa tersebut.

Jumlah korban tewas dalam serangan sehari ini merupakan yang tertinggi di Kongo. Tak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penyerangan tersebut. Meski demikian kelompok pemberontak Uganda, Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), disalahkan atas pembantaian tersebut.

Baca Juga:Sebulan Terakhir, Aparat Klaim Tembak 15 KKB di Puncak Papua

Presiden Felix Tshisekedi mengerahkan pasukan untuk mengepung Provinsi Kivu Utara dan Ituri, yang berbatasan dengan Uganda.

Sebagai informasi, pemberontak ADF yang berasal dari timur laut Uganda muncul pada 1900an. Mereka menyerang dan membantai warga sipil dan pasukan PBB di Kongo selama beberapa tahun terakhir. Modus yang mereka gunakan yakni membunuh petani dengan pisau saat pulang dari ladang pada malam hari. PPB mengatakan, konflik ini muncul akibat eksploitasi sumber daya alam di Kongo timur. Serangan KKB, terutama di Nigeria, juga dilakukan dengan menculik siswa, seperti terjadi baru-baru ini di Kota Birnin Yauri. Mereka membunuh seorang polisi dan menculik 80 siswa serta lima guru sekolah negeri.

Pihak berwenang mengaitkan penculikan tersebut dengan aksi kriminal bertujuan meminta uang tebusan, bukan terorisme. Serangan di barat laut Nigeria berbeda karakter dengan kelompok militan di timur laut, di mana Boko Haram menjadi pelakunya. Pada 2014 mereka menculik lebih dari 270 siswi di Kota Chibok yang menyita perhatian internasional. (inews/hm12)

Related Articles

Latest Articles