5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Ada Apa dengan Rusia? Putin Umumkan Bahaya, Laut Hitam Ditutup

Krimea, MISTAR.ID

Kebijakan politik Rusia menimbulkan tanda tanya banyak negara. Penerbangan di Krimea dan Laut Hitam dibatasi, Selasa (20/4/21). Bahkan daerah itu dinyatakan berbahaya sementara waktu.

Presiden Vladimir Putin itu melalui pemberitahuan penerbangan resmi (NOTAM) mengatakan keputusan itu. “Daerah itu berbahaya sementara waktu untuk penerbangan pesawat,” tulis dokumen itu sebagaimana dimuat media Turki Anadolu.

Pembatasan penerbangan itu mencakup wilayah selatan Krimea, dari Sevatopol ke Feodosia. Area itu merupakan teritori yang berbatasan dengan pantai Selatan Krimea dan bagian dari perairan internasional Laut Hitam.

Baca Juga: Buang Limbah Nuklir ke Laut, Korsel Bakal Gugat Jepang ke Mahkamah Internasional

Pemberitahuan ini seiring dengan pengumuman resmi Kremlin 14 April lalu, di mana Moskow berniat menangguhkan perjalanan kapal asing yang melalui perairannya di Laut Hitam, selama enam bulan. Rencananya area tersebut akan tutup dari Sabtu (24/4/21) hingga 31 Oktober.

Melansir AFP, Rusia ternyata meningkatkan latihan militernya di kawasan tersebut. Ini terkait gencarnya kritikan dan sanksi Barat ke negeri itu terkait permasalahan sengketa wilayah dengan Ukraina.

Aneksasi Rusia atas Krimea tahun 2014 telah membuat munculnya pemberontak Kyiv pro Moskow di Ukraina Timur. Ini membuat Barat masuk karena permintaan Ukraina.

Baca Juga: Penembakan Massal Terjadi di Gedung FedEx Amerika Serikat

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan lebih dari 20 kapal perang Rusia dikerahkan untuk latihan militer. Sebanyak 50 Jet tempur angkatan udara juga wara wiri di area itu.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) melalui Departemen Luar Negeri menilai langkah terbaru Rusia itu mengeskalasi konflik. Keputusan pemblokiran langit Krimea dan Laut Hitam, akan mempengaruhi akses ke pelabuhan Ukraina di Laut Azov, yang terhubung ke Laut Hitam melalui Selat Kerch.

“Ini merupakan peningkatan lain yang tidak beralasan dalam kampanye berkelanjutan Moskow untuk merusak dan mengguncang Ukraina,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

“Perkembangan ini sangat meresahkan di tengah laporan yang kredibel tentang penumpukan pasukan Rusia di Krimea yang diduduki dan di sekitar perbatasan Ukraina, sekarang pada tingkat yang tidak terlihat sejak invasi Rusia pada tahun 2014”.(cnbc/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles