7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

3.000 Ilmuwan Ingatkan Peningkatan Adaptasi Perubahan Iklim

Barcelona, MISTAR.ID

Perubahan iklim menjadi isu utama yang disuarakan lebih dari 3,000 ilmuwan pada Jumat (22/1/21). Mereka menyerukan dorongan global yang jauh lebih besar untuk melindungi manusia dan alam dari dampak planet bumi yang semakin panas, bahkan saat estimasi pembiayaan bagi para periset untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim telah menurun akibat pandemi Covid-19.

Dalam sebuah pernyataan, para ilmuwan -termasuk lima orang penerima penghargaan Nobel- mengingatkan adanya kegagalan dalam merespon risiko-risiko iklim, saat pemerintahan negara-negara berupaya menggerakkan kembali ekonomi mereka dari dampak virus corona, akan membawa konsekuensi serius, terutama bagi mereka yang paling miskin.

“Apabila kita tidak meningkatkan upaya dan beradaptasi sekarang, akibatnya akan terjadi kemiskinan yang meningkat, kekurangan air, hilangnya pertanian, dan lonjakan migrasi dengan banyak korban jiwa manusia,” kata para ilmuwan dari hampir 120 negara dalam tulisan yang dikeluarkan sebelum pertemuan tingkat tinggi global terkait adaptasi, pekan depan.

Baca juga: Ditemukan, Penyebab Penyakit Kulit yang Menimpa Lumba-lumba di Seluruh Dunia

Iklim yang berubah, termasuk banjir dan kekeringan yang lebih parah, dapat menekan pertumbuhan produksi pangan global hingga 30 persen pada 2050, sementara meningginya permukaan laut dan badai yang lebih besar dapat menghancurkan ekonomi perkotaan dan memaksa ratusan juta penduduk pesisir keluar dari rumahnya, papar para ilmuwan itu.

Guna menghindari akibat itu, upaya-upaya besar yang baru untuk melestarikan alam, termasuk hutan-hutan, lahan basah, dan terumbu karang, perlu dilakukan. Upaya besar untuk membuat kota-kota, transportasi, energi dan infrastruktur lebih aman dari guncangan iklim juga perlu dilakukan.

Edukasi yang lebih baik, terutama bagi perempuan, dan pemindahan sumber daya keuangan dunia yang ada akan memungkinkan adaptasi dalam skala besar yang diperlukan, tambahnya.

“Kita harus mengingat bahwa tak ada vaksin untuk iklim kita yang berubah,” kata mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, yang mengetuai Pusat Adaptasi Global (GCA), yang menyelenggarakan KTT tersebut pada 25-26 Januari, bersama pemerintah Belanda.

Baca juga: Giliran Vietnam Diterjang Topan Molave, 21 Tewas

“Membangun ketahanan terhadap dampak iklim bukanlah sebuah opsi… itu adalah sesuatu yang harus dimiliki untuk hidup di dunia yang berkelanjutan dan aman,” ujar Ban kepada para wartawan.

Di samping krisis Covid-19, peningkatan panas bumi, kekeringan yang semakin parah, kebakaran hutan yang merajalela, juga turut mewarnai tahun 2020. Dia menambahkan bahwa pandemi mungkin dapat dihindari apabila dunia mengambil langkah lebih awal untuk melindungi alam dan mencegah perubahan iklim.

Meski tahun 2021 akan ditentukan dengan upaya-upaya pemulihan dari pandemi Covid-19, “abad-abad ke depan” akan ditentukan dengan hijaunya upaya pemulihan tersebut, kata Ban.

Namun sebuah laporan GCA yang menilai progres terkait adaptasi, yang dikeluarkan pada Jumat, mengutip riset yang menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan stimulus pandemi pemerintah yang berpihak pada minyak fosil dan aktivitas tinggi karbon empat kali lebih besar dibandingkan dengan inisiatif-inisiatif hijau.

Baca juga: Ratusan Paus Pilot Terdampar Dan Mati Di Perairan Australia

Laporan itu juga menggarisbawahi estimasi baru dari Inisiatif Kebijakan Iklim (CPI) bahwa pendanaan untuk adaptasi kemungkinan telah menurun – meski kurang dari 10 persen- pada 2020, saat pandemi membawa dampak berat bagi anggaran.

Sebuah laporan dari PBB pada pekan lalu mengatakan bahwa pendanaan telah berada di tingkat yang jauh dibawah biaya yang dibutuhkan sebelum krisis Covid-19 melanda, dengan rata-rata tahunan sebesar 30 miliar dolar AS dapat digunakan untuk adaptasi pada tahun 2017-2018.

Estimasi dana yang dibutuhkan untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim berbeda-beda, namun CPI dan GCA mengatakan bahwa pembiayaan untuk adaptasi perlu ditingkatkan sebanyak lima hingga 10 kali lipat dari sekarang.

Hanya sekitar lima persen dari semua pendanaan iklim yang disalurkan ke langkah adaptasi terhadap cuaca ekstrem dan peningkatan permukaan laut. Sekjen PBB dan sejumlah pihak lain telah menyerukan agar jumlah itu ditingkatkan setengahnya, terutama untuk dukungan pendanaan bagi negara-negara miskin. (ant/hm09)

Related Articles

Latest Articles