9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

28 Orang Terlibat Penembakan Presiden Haiti, 2 Warga AS

Haiti, MISTAR.ID

Sebanyak 28 orang terlibat dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Dari 28 orang tersebut, dua di antaranya warga Amerika Serikat (AS). Demikian disampaikan Direktur Jenderal Polisi Nasional Haiti (PNH) Leon Charles.

Untuk diketahui, sang presiden ditembak mati di kediamannya pada Rabu (7/7/21) pagi lalu dalam penyerbuan sekelompok pria bersenjata, yang menurut diplomat Haiti adalah tentara bayaran terlatih. “Itu adalah komando dari 28 penyerang, termasuk 26 warga Kolombia yang melakukan operasi untuk membunuh presiden,” sebut Charles.

Dia merinci bahwa dua warga AS dan 15 warga Kolombia telah ditangkap, tiga warga Kolombia telah terbunuh dan delapan lainnya masih buron. “Senjata dan bahan yang digunakan oleh para penyerang telah ditemukan,” imbuh Charles, seperti dikutip media, Jumat (9/7/21).

Baca Juga:Presiden Haiti Tewas Dibantai Kelompok Bersenjata di Rumahnya

Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano Aponte mengatakan bahwa tersangka pembunuh Moïse adalah pensiunan militer Kolombia. “Atas pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, Interpol hari ini meminta pemerintah Kolombia dan polisi nasional untuk berbagi informasi tentang pelaku kejahatan ini,” katanya.

“Informasi awal menunjukkan bahwa ini adalah warga negara Kolombia, pensiunan militer tentara nasional,” ujarnya yang dia tulis di halaman Twitter-nya pada Kamis malam.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Kolombia telah memberi tahu polisi dan tentara untuk segera membantu penyelidikan. Sebelumnya pada hari Kamis, Mathias Pierre, menteri pemilu dan hubungan antar partai Haiti, mengidentifikasi salah satu pria yang ditangkap oleh polisi bernama James Solages, seorang warga negara AS dan orang kedua adalah warga Haiti-AS.

Departemen Luar Negeri AS belum mengkonfirmasi kewarganegaraan Amerika yang disandang Solages. Laporan awal berdasarkan video dan saksi mata menunjukkan para pembunuh adalah “orang asing” yang berbicara bahasa Spanyol dan Inggris dan mengidentifikasi diri mereka sebagai agen Badan Penegakan Narkoba (DEA) AS, sebuah badan polisi federal AS.

Baca Juga:Dua Terduga Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Ditangkap

DEA, yang dibentuk pada tahun 1973 dan secara resmi ditugaskan untuk mengganggu perdagangan narkoba, umumnya beroperasi di negara lain dan melatih dan berperilaku dengan pakaian paramiliter yang sebagian besar independen.

DEA telah lama beroperasi di Kolombia, menargetkan petani koka dan bandar narkoba di negara itu. Namun, Bocchit Edmond, duta besar Haiti untuk Amerika Serikat, mengatakan kepada Sputniknews bahwa “tidak mungkin” para tersangka pembunuh presiden adalah agen DEA.

“Mereka berpura-pura menjadi agen operasi DEA. Kami tahu itu salah karena mereka hanya ingin menutupi tindakan mengerikan itu,” katanya.

Sementara itu, hakim di Haiti mengungkap bahwa ada 12 peluru kaliber tinggi yang menerjang Presiden Jovenel Moise dalam pembunuhannya pada Rabu pagi lalu. Salah satu peluru telah memecahkan satu matanya.

“Kami menemukan 12 lubang di tubuh presiden. Lubang itu dibuat dengan senjata kaliber besar,” kata hakim di Petion-Ville, Carl Henry Destin.

Baca Juga:PBB Akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Kematian Presiden Haiti

“Kantor dan kamar tidur presiden digeledah. Kami menemukannya berbaring telentang, celana biru, kemeja putih berlumuran darah, mulutnya terbuka, mata kirinya pecah,” kata hakim kepada media dengan berbahasa Prancis.

“Kami melihat ada peluru yang mengenai dahinya, satu di masing-masing puting, tiga di pinggul, satu di perut,” ungkap hakim, Jumat (9/7/21).

Meskipun Moise memiliki pasukan keamanannya sendiri bagian dari unit khusus Kepolisian Nasional Haiti, hanya presiden dan istrinya, Martine Moise yang tertembak selama penggerebekan regu pembunuh. Ibu Negara kemudian diterbangkan ke Miami, Florida, untuk menjalani operasi dan diperkirakan akan selamat.

Baca Juga:Baku Tembak dengan Polisi, 4 Terduga Pembunuh Presiden Haiti Tewas

Selain peluru di tubuh presiden, banyak kotak peluru 5,56 dan 7,62 mm ditemukan di antara gerbang dan bagian dalam kediaman korban. Sebagian dari aksi para pembunuh juga tertangkap dalam rekaman video.

Salah satu dari tiga anak pasangan itu, Jomarlie Jovenel Moise, ada di rumah pada saat itu. Namun, menurut Destin, dia bersembunyi dari para pembunuh di kamar tidur saudara laki-lakinya. Menurut hakim, saudara laki-laki yang tidak disebutkan namanya diikat bersama seorang pembantu. (f:sindo/mistar)

Related Articles

Latest Articles