17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

1,5 Juta Kasus Baru Dalam Sepekan, Oposisi India Desak Percepatan Vaksinasi

Bengaluru, MISTAR.ID
Pimpinan oposisi India Rahul Gandhi, Jumat (8/5/21), mendesak pemerintah untuk melakukan vaksinasi terhadap penduduk negara dengan tepat dan menelusuri virus corona dengan basis keilmuan dalam upaya untuk menekan gelombang kedua, di mana terdapat 1,5 juta kasus baru dalam sepekan.

“Kekurangan strategi Covid dan vaksin yang jelas dan koheren serta kesombongan dalam mendeklarasikan kemenangan prematur atas virus yang masih menyebar luas, telah menempatkan India di posisi yang sangat berbahaya,” kata Gandhi dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Perdana Menteri Narendra Modi, Jumat (8/5/21).

Modi telah dikritik secara luas karena tidak mengambil langkah lebih cepat untuk menekan gelombang kedua, setelah festival-festival keagamaan dan aksi-aksi politik menyebabkan puluhan ribu orang berkumpul dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara “penyebaran super”.

Baca Juga:Perdana Menteri India Dikecam

Pemerintahannya juga telah dikritik karena menghentikan pembatasan kegiatan sosial terlalu cepat, menyusul gelombang pertama dan atas keterlambatan program vaksinasi, yang disebut para ahli medis sebagai satu-satunya harapan India dalam mengontrol gelombang kedua Covid-19.

Kala India merupakan produsen vaksin terbesar kedua di dunia, negara tersebut kesulitan untuk mendistribusikan dosis yang cukup untuk menekan gelombang Covid-19.

Harian The Hindustan Times pada, Jumat, mendesak: “Percepat program vaksinasi, dapatkan cukup kendali terhadap pandemi…”

Modi telah menekankan bahwa negara-negara bagian India harus terus menjaga laju vaksinasi. Meski negara tersebut telah mendistribusikan setidaknya 157 juta dosis vaksin, laju inokulasinya telah menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga:India Tembus Rekor Covid-19 Lagi, Dalam Sepekan 1,5 Juta Kasus

“Setelah mencapai laju sekitar 4 juta per hari, kini kita turun ke 2,5 juta per hari akibat kekurangan vaksin,” kata professor ekonomi dari Universitas British Columbia, Amartya Lahiri, dikutip dari harian Mint.

“Target 5 juta per hari berada di sisi yang lebih rendah dari apa yang harus kita targetkan, mengingat bahkan di laju tersebut pun, akan memakan kita satu tahun untuk memberikan dua dosis bagi semua masyarakat. Situasi saat ini sayangnya sangat kelam.”

Uni Eropa pada, Kamis, mendukung proposal Amerika Serikat untuk mendiskusikan perlindungan paten untuk vaksin Covid-19 dalam upaya untuk meningkatkan pasokan dan akses terhadap vaksin, terutama di negara-negara berkembang yang rentan.

Baca Juga:Sri Lanka Tutup Perbatasan dengan India

India melaporkan rekor baru dalam peningkatan kasus virus corona sebanyak 414.188 kasus, pada Jumat, membawa total kasus baru pada pekan ini sebanyak 1,57 juta. Total kasus di India kini mencapai 21,49 juta. Sementara itu, kematian yang diakibatkan Covid-19 meningkat sebanyak 3.195 kasus menjadi 234.083.

Para ahli medis mengatakan, bahwa situasi sebenarnya atas Covid-19 di India mencapai lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi. Pusat penyebaran baru di negara-negara bagian selatan

Sistem kesehatan India runtuh di bawah tekanan para pasien, dengan rumah-rumah sakit yang kehabisan tempat tidur dan oksigen medis. Kamar-kamar jenazah dan krematorium tidak dapat mengendalikan angka kematian dan tumpukan kayu pembakaran jenazah sementara dibakar di taman-taman dan tempat-tempat parkir.(ant/hm10)

Related Articles

Latest Articles