Hong Kong, MISTAR.ID
Sepuluh dari 12 aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang ditangkap ketika mereka mencoba melarikan diri dari wilayah itu dengan speedboat ke Taiwan akan diadili di China. Mereka akan diadili pada pada 28 Desember.
Dilansir dari AFP, Minggu (27/12/20) para kerabat tahanan telah diberitahu oleh pengacara yang ditunjuk pemerintah China bahwa sebuah video persidangan akan berlangsung Senin (28/12/20) sore di Pengadilan Rakyat Distrik Yantian di kota selatan Shenzhen, menurut kelompok kampanye Save 12 HK Youths.
China memiliki sejarah mengadili para pembangkang sekitar periode Natal dan Tahun Baru untuk menghindari pengawasan Barat.
Dalam video sidang, terdakwa muncul dari pusat penahanan alih-alih pergi ke pengadilan, jelas Lu Siwei, seorang pengacara hak asasi manusia China yang menangani kasus ini.
Baca juga:Â Presiden Brasil: Kemanjuran Vaksin China dalam Uji Klinis Sangat Rendah
Keluarga para tahanan meminta pihak berwenang China untuk menyiarkan langsung persidangan, karena mereka tidak mungkin dapat hadir mengingat persyaratan karantina Covid-19 saat ini di Shenzhen. Mereka juga meminta untuk mengizinkan perwakilan, pengacara, reporter, dan diplomat mereka untuk hadir di persidangan.
Kelompok itu – yang termuda baru 16 tahun – ditangkap oleh penjaga pantai 70 kilometer (40 mil) tenggara Hong Kong pada 23 Agustus, sebelum dipindahkan ke polisi di Shenzhen. Mereka dituduh atas tuduhan terkait dengan melintasi perbatasan secara ilegal.
Para aktivis telah menghilang ke dalam sistem peradilan China yang buram, dengan anggota keluarga yang menyatakan ketakutan atas nasib mereka.
“Kami diberi tahu bahwa Andy akan dibawa ke pengadilan pada Senin sore,” keluarga salah satu kelompok itu, aktivis Andy Li, tweeted pada hari Jumat.
“Seperti kasus sensitif politik lainnya, jelas mereka terburu-buru untuk periode Natal untuk meminimalkan reaksi internasional.”
Baca juga:Â China Perketat Pengamanan Meski Mutasi Corona Belum Ditemukan
Minggu lalu, otoritas China mengumumkan bahwa proses penuntutan untuk 12 orang telah dimulai.
Delapan dari kelompok itu dituduh melakukan pelintasan perbatasan secara ilegal, sementara dua lainnya diduga mengatur agar yang lain melintasi perbatasan. Dua anak di bawah umur menghadapi audiensi non-publik.(detik/hm06)
