10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Mantan Ephorus WTP Simarmata di Mata Rekan Kerja dan Sahabat

Taput, MISTAR.ID

Kepergian mantan Ephorus HKBP William TP Simarmata untuk selamanya di usia ke 68 tahun membuat warga HKBP, rekan kerja dan sahabatnya merasa kehilangan. Salah satu yang merasa kehilangan dan menyampaikan sejumlah testimoni terhadap sosok pendeta yang di usia sangat muda telah dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal HKBP itu adalah Kepala Departemen Diakonia HKBP selama 2 periode, Pdt Nelson Flores Siregar.

“Beliau, selain diberi kepercayaan penting di HKBP sebagai Sekjend 1998-2008 termasuk Sekjend termuda selama ini di HKBP, “kata Nelson Flores kepada Mistar, sore ini, Minggu (19/6/22) di Pea Nature, Siborongborong. Dia juga menjelaskan, WTP Simarmata juga menjadi Ketua Rapat Pendeta 2009-2013. Kemudian menjadi Ephorus di HKBP, 2013-2017.

“Terakhir, menjadi dosen luar biasa di Universitas HKBP Nommensen,” terangnya.

Pendeta Nelson Flores Siregar, yang pernah merasakan penderitaan bersama WTP Simamata di masa kelam pergolakan HKBP juga menjelaskan, selain di gerakan oikumene, WTP Simarmata (akrab disapa WTP) pun sangat terlibat banyak di organisasi mulai tingkat provinsi Sumatera Utara sebagai Ketua Umum PGI Sumut 2009-2014.

Baca juga: Mantan Ephorus HKBP WTP Simarmata Bakal Dimakamkan di Simanindo

WTP juga pernah terpilih memimpin jabatan di gerakan Oikumene di luar negeri sebagai Ketua Moderator UEM di Jerman dari tahun 2017 hingga saat ini dan ketua di Gereja Se-Asia dan di Lutheran World Federation.

“Terakhir, tidak hanya di kedua institusi itu, dia juga sampai sekarang masih menjabat sebagai Anggota DPD RI yang seyogianya masih sampai 2004. Jika ditelusuri, semua peran itu dipercayakan kepadanya, karena WTP memiliki banyak kelebihan,”ucapnya.

Menurut pendeta Nelson Flores, minimal ada 5 catatan analisanya terhadap sosok WTP Simarmata. Pertama, WTP dididik orangtuanya sebagai keluarga  guru dan Sintua di Simarmata Samosir.

“Kenangan itu sering diungkapkannya bagaiman dia diasuh dan dipersiapkan dengan baik. Terlebih bagaimana menjelang SMP, dia harus naik sepeda pulang pergi Simarmata-Pangururan. Dengan itu, dia terlatih secara phisik, agar ketekunan, perjuangan dan kegigihan di tengah keterbatasan,” tuturnya.

Kedua, waktu SMA, WTP yang bersekolah satu almamater dengan Nelson Flores Siregar di SMA Kampus Siantar, dimana sekolah itu salah satu sekolah unggulan serta rujukan di Sumatera tahun 1970-1980 an. Dari sekolah tersebut, dia melanjut ke STT Pematangsiantar.

Baca juga: Mantan Ephorus HKBP WTP Simarmata Meninggal, Kepala Jamsostek Sidimpuan: Beliau Sosok Cerdas dan Bersahaja

Sebuah kenangan yang tidak bisa terlupa kata Nelson, bahwa hampir di setiap krisis yang terjadi, baik ketika krisis di STT yang berdampak harus dikeluarkan dari kampus tahun 1976-1979, dia ikut keluar bersama 136 orang calon sarjana theologia.

“Yang kemudian disebut mahasiswa penggembalaan, atau mahasiswa theologia in exile. Sikap dan solidaritas itu juga terjadi kemudian, ketika terjadi krisis HKBP dengan pemerintah yang menyebabkan selama 6 tahun pada 1993 hingga 1998, jemaat HKBP mempunyai dua kepemimpinan.

“WTP berada berada dipihak korban dan berada di luar. Tapi ketika HKBP bersatu dan melakukan rekonsiliasi, dia terpilih sebagai Sekjend dan termuda sepanjang sejarah HKBP,”sambung Nelson Flores.

Ke empat yang patut diteladani, WTP adalah tipe pemimpin yang berkarakter senyum, tenang, damai serta yang paling luar biasa sangat bagus mengenal serta mengingat orang. Karena itu, katanya dia selalu dengan gampang disenangi banyak orang baik orang Kristen maupun masyarakat mana pun.

Terakhir, sesudah WTP pensiun , dia tetap merawat persahabatannya serta mengembangkan kehadirannya di tengah generasi muda, mahasiswa dan gerakan keagamaan di NKRI ini. WTP tetap dekat dengan GMKI sejak mahasiswa sampai sekarang. Terpilih menjadi DPD RI 2018 sampai 2004. WTP  pun diketahui tetap menjalin persahabatan dengan tokoh politik terpilih, baik dengan PDIP dan tokoh Islam dan agama yang lain.

Baca juga: Ephorus HKBP Hidupkan UMKM dan Manfaatkan Aset untuk Kesejahteraan Warga Taput

“Dari semua kisah kehidupannya sangat terwujud bahwa sikap seorang percaya adalah tidak jemu-jemu berbuat baik pada semua orang seperti yang tertulis di Galatia 6 ayat 1-10,” ungkap dia lagi.

Kendati demikian lanjut Nelson Flores, walaupun WTP terlalu dini pergi, tapi kehidupannya, pemikiran dan kiprahnya sudah menginspirasi banyak orang sebagai gerejawan dan negarawan.

“Walaupun tidak ada gading yang tidak retak, tapi sisi kebaikannya telah menjadi penghiburan bagi keluarga dan banyak orang. Terakhir, entah mungkin sudah dimohon dia persis meninggal pada hari Jumat,” katanya. (jan/hm09)

 

Related Articles

Latest Articles