15.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Bripda Sartika Sondang Sinaga, Polwan Cantik Nan Murah Hati

Medan | Mistar

Menjadi sosok aparat penegak hukum tak selalu harus dipandang sangar apalagi kejam. Tidak sedikit diantara mereka justru berhati mulia. Ringan membantu orang kecil yang sedang kesusahan, termasuk berempati di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Seperti yang dilakukan oleh Tika Sinaga, Polwan cantik nan murah hati yang bertugas di Polda Sumut ini. 1.000 lembar masker ia bagikan kepada tukang becak, abang ojek dan pemulung di Kota Medan.

Dimulai dari Sekolah Menengah Pertama, hingga menjadi Polisi Wanita (Polwan), Bripda Sartika Sondang Sinaga, masih saja tetap membantu warga yang sakit maupun kurang mampu. Terkhusus di tengah pandemi Covid-19, Polwan cantik ini rela menyisihkan gajinya untuk membantu masyarakat terdampak virus corona.

Polwan yang bertugas di Kesatuan B-A Subdit Gasum Dit Samapta Polda Sumut ini mengaku, sifat kemanusiaan yang dimilikinya itu muncul sejak dia masih duduk di bangku SMP di Katolik Budi Murni Medan.

“Yang pertama panggilan hati saya sendiri, karena sudah terjalani sejak saya SMP. Lalu semakin kemari makin prihatin dengan situasi masyarakat yang msih banyak kekurangan dan terlantar,” aku wanita yang sudah 2 tahun menjadi anggota Polri, Jumat (8/5/20).

Pernah semasa sekolah, beberapa korban kecelakaan tabrak lari pernah dibantunya. Anak pertama dari 5 orang bersaudara itu spontan menolong korban yang ditabrak untuk membawa ke rumah sakit.

Hingga ke masa kuliah, dia mengumpulkan uang jajannya untuk membantu warga yang tidak mampu.

“Uang jajan saya kumpulin untuk anak-anak jalanan yang ada di Kota Medan,” kenang warga Jalan Pukat VII Gang Kristen No 1 Perumnas Mandala itu.

Karena sering menolong warga, wanita yang dipanggil Tika ini semakin dikenal orang. Begitu ada warga sakit, dirinya kerap dihubungi warga untuk minta pertolongan.

“Saya tidak tahu, mereka (warga) dapat nomor handpone saya. Begitu saya ditelfon, saya langsung bergerak untuk menggalang dana dengan teman-teman kuliah dan SMA. Begitu dananya terkumpul langsung saya beri kepada warga tersebut,” ujarnya.

Aksi sosial yang dilakukannya inipun mendapat dukungan dari keluarganya, terkhusus Ibunya boru Sirait.

“Sangat dukung, bahkan Ibu saya pernah nemani saya waktu mengurus orang meninggal yang keluarga kurang mampu,” cetus Tika.

Semenjak jadi polisi tahun 2018, niat membantu warga yang tidak mampu semakin tinggi. Bahkan dia rela menyisihkan gajinya untuk orang-orang yang benar-benar perlu mendapatkan perhatian.

“Jumlahnya semampu saya. Saya belikan makanan, sembako, bahkan membayarkan sewa kontrakan bagi yang membutuhkan,” ucap wanita berusia 20 tahun ini.

Di tengah pandemi Covid-19, dia juga melakukan aksi berbagi masker dan sembako kepada masyarakat kurang mampu di Kota Medan. Aksi ini murni inisiatifnya yang didukung oleh teman-teman dan para senior.

Awalnya Bripda Tika Sinaga tergerak untuk berbagi ini ketika mendengar Presiden Jokowi mengatakan, seluruh warga wajib menggunakan masker jika di luar rumah. Ia melihat masih banyak warga yang belum memiliki masker.

Karena itu Bripda Tika Sinaga memesan masker khusus dari kain sebanyak 1.000 lembar, yang dibagikan langsung kepada tukang becak mesin dan becak dayung, ojek online dan pemulung di sekitar Kota Medan. Ternyata bukan hanya masker yang dibagikan Bripda Tika Sinaga, tetapi juga 100 paket sembako dan 500 botol hand sanitizer.

“Semua yang saya bagikan berasal dari saya dan bantuan teman serta senior saya,” kata mahasiswi Universitas Dharmawangsa ini. Dia berharap segala donasinya itu bisa bermanfaat bagi penerima.

“Mudah mudahan banyak lagi orang yang mampu bisa berdonasi, sebab masih banyak saudara kita yang kurang beruntung dan sangat membutuhkan bantuan terutama dalam wabah Covid-19 ini,” sebutnya.

Semangatnya untuk terus berbagi terus menggelora. Apalagi pimpinan tempat dia bertugas sendiri sangat mendukung kegiatan sosialnya.

“Awalnya komandan tidak tahu, karena saya melakukan dari donasi sendiri. Namun tiba-tiba saya muncul di media sosial dan dipanggil Kapoldasu. Di situ komandan saya tahu tentang kegiatan saya. Mulai dari situlah saya terus didukung,” ungkap dia.

Ke depannya, dia sangat bercita-cita mampu menolong anak-anak yang putus sekolah dan warga yang dipecat sepihak dari pekerjaan.

“Saya kepingin ngajuin surat tapi saya gak tahu prosesnya untuk membantu anak-anak yang putus sekolah. Karena saya melihat banyak anak-anak yang putus sekolah karena biaya tidak ada. Padahal anak-anak itu sangat ingin sekolah. Inilah cita-cita saya ke depannya. Kemudian membantu orang-orang yang dipecat sepihak,” harap Tika.

Penulis: Saut
Editor : Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles