9.5 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Terobos Perlintasan, Tujuh Orang Tewas

Bekasi | MISTAR.ID – Sebuah mobil Daihatsu Sigra bernomor polisi B 1778 FZI nekat menerobos perlintasan kereta api di Jalan Raya Bosih RT 01/25, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/12) malam. Akibatnya tujuh orang tewas mengenaskan dihantam kereta Argo Parahyangan.
“Satu mobil berisi tujuh orang meninggal di tempat kejadian,” kata Kasubbag Humas Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi, AKP Sunardi, Minggu (22/12/19).

Ketujuh korban tewas yakni pengemudi bernama Bahrudin (51), Watinah (50), Santi (30), Didit (12), Yanto, Syarufudin (49), dan Yanda (32). Dari hasil identifikasi sementara mereka tercatat sebagai warga Jalan Arjuna III Nomor 34, RT 7/7, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.

“Saat ini jasad korban yang berjumlah tujuh orang tersebut berada di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Bekasi,” katanya.

Sunardi menjelaskan kejadian itu bermula saat mobil yang dikendarai korban Bahrudin hendak melintasi perlintasan tersebut. Warga sebenarnya telah mengingatkan agar tidak melintas karena ada kereta cepat Argo Parahyangan yang akan melintas, namun korban tidak mengindahkan peringatan itu dan terus melintasi perlintasan.

“Alarm sudah bunyi dan palang kereta posisi sudah ditutup namun terbuka sedikit. Di situ pengemudi memaksa melintas. Alhasil, mobil tersebut tertabrak oleh kereta api Argo Parahayangan dari arah timur atau Surabaya ke arah barat Jakarta,” ungkapnya.

Kasus kecelakaan ini kini tengah dalam penyelidikan pihak kepolisian sementara jasad korban masih berada di RSUD Kabupaten Bekasi guna kepentingan penyelidikan.

“Mobil Daihatsu Sigra warna biru dengan nomor polisi B 1778 FZI saat ini dibawa ke Unit Laka Satlantas Polres Metro Bekasi guna kepentingan penyelidikan,” kata Sunardi.

Jenguk Keluarga Sakit

Tujuh korban tewas akibat tertabrak Kereta Api Argo Parahyangan merupakan rombongan yang baru menjenguk anggota keluarga sakit.

“Habis dari rumah saya, nengokin saya, saya kan sakit,” kata salah satu anggota keluarga korban, Firman di rumah duka di Jakarta Timur, Minggu (22/12).

Firman sempat mencegah para korban agar tidak pulang karena khawatir dengan kondisi jalanan. “Udah saya tahan, enggak boleh pulang karena di sana ramai kalau malam minggu. Cuman ya, memang ingin pulang, enggak bisa ditahan,” kata dia.

Setelah kunjungan itu berlangsung, sekitar pukul 22.00 WIB, Firman mendapat kabar kecelakaan di Cibitung melalui sosial media. “Saya lihat KTP benar namanya, langsung saya suruh istri saya ke sana, ke RS Cibitung,” ujar dia.

Sumber: Antara
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles