7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Sudah 2 Pekan, 6 Ribu Warga Simpang Empat Asahan Hidup dalam Banjir

Asahan, MISTAR.ID

Tak banyak yang bisa dilakukan sekitar 6 ribu warga di Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan selain menunggu air surut. Kini, sudah hampir dua pekan merendam desa mereka akibat luapan sungai. Selain tidak bisa bekerja, untuk makan warga juga mengharap dari bantuan.

“Kami enggak bisa apa-apa. Banjir ini sudah ada hampir dua minggu. Sekarang cuma menunggu air ini kapan surutnya, tapi kalau lihat cuaca sepertinya bakal lama karena hujan setiap hari,” kata Hasanudin, warga Desa Sei Dua Hulu, Kamis (2/12/21).

Dia mengatakan, ketinggian air pasang surut dan rata-rata bertahan hingga 40 cm. Jika hujan tiba, maka air akan naik hingga 1 meter. Desa tersebut merupakan langganan banjir di musim hujan. Akibatnya aktivitas sebagian besar masyarakat berkebun dan bertani menjadi terganggu.

Baca Juga:BPBD Imbau Warga di Asahan Langganan Banjir Tetap Waspada

“Enggak bisa panen sawit. Bagaimana caranya mau manen ini air masih tinggi,” kata dia.

Saat ini, untuk beraktivitas warga banyak membuat rakit darurat dari tong air atau menggunakan sampan untuk berpindah tempat di lokasi banjir yang tinggi.

Sementara itu, Kepala Desa Sei Dua Hulu, Sumardi Nasution mengaku ada 15 dusun di desanya yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Asahan yang mengalami pendangkalan ditambah rusaknya tanggul penahan air beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Tanggul Sungai di Asahan Bocor, Ratusan Rumah Warga Terendam Banjir

“Kalau yang terdampak ada 15 dusun, jumlah kepala keluarganya itu 1.487 KK yang kalau dihitung sekitar 6 ribu jiwa,” ujar dia.

Pihaknya tetap berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang menyediakan tenda darurat menampung sementara warga terdampak banjir ke tempat yang lebih aman.

“Ada tenda darurat dibangun. Terutama di daerah rumah yang banjirnya tinggi, sudah dievakuasi,” kata dia.

Baca Juga:1.898 Jiwa Terdampak Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi di Asahan

Ia mengatakan dari seluruh wilayah desanya hanya sekitar 15 persen wilayah pemukiman sedang  sisanya adalah lahan perkebunan dan pertanian.

“Lebih dari 5 ribu hektare itu lahan perkebunan, hampir semua terdampak banjir,” kata dia. (perdana/hm14)

Related Articles

Latest Articles