Medan | MISTAR.ID – Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto mengaku kalau pihaknya tidak mau gegabah untuk mengungkap kasus pembunuhan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin. Padahal, ia sempat menyebutkan kalau pelaku didiga merupakan ‘orang dekat’ korban.
“Anggota masih kerja, mohon doa restu, tadi anggota Komisi III DPRI Mulfachari Harahap mengharapkan kasus itu segera terungkap. Kita tidak boleh gegaba menyebutkan orang dekat, kita dalami semua alibi, kita periksa alat bukti yang ada, mudah-mudahan bisa kita ungkap pelakunya,” sebut Agus kepada wartawan, Rabu (4/12/19) sore.
Kapolda menyebutkan penyelidikan kasus ini juga akan ditelusuri dari waktu korban ditetapkan tewas. Sesuai pemeriksaan labfor lalu dikaitkan dengan keterangan saksi yang melihatnya sebelum tewas.
“Artinya korban meninggal antara 12 sampai 20 jam. Artinya bahwa kita akan runut dari sana,” ujar Agus.
Agus memastikan kalau korban mati bukan karena diracun. Itu dibuktikan dari pemeriksaan di lambung korban.
“(Dari lambung korban) yang ada hanya cafein sama obat batuk. Berarti yang bersangkutan dalam kondisi normal tidak dalam kondisi mabuk, kan gitu. Tidak diracun,” ujar Agus.
Sejauh ini, sebut dia, saksi yang sudah menjadi 22 orang. “Saksi yang diperiksa jumlahnya sekarang 22,” sebutnya.
Seperti diketahui, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto ketika diwawancarai para awak media mengaku pihaknya sedang melakukan penyelidikan. “Masih pendalaman penyelidikan,” ucap dia, Minggu (1/12).
Dia sendiri menyebutkan kalau korban diduga kuat meninggal karena dibunuh. “Kemungkinan dibunuh,” ucap dia.
Dari hasil penyelidikan sementara, sebut dia, pihaknya (kepolisian) mulai mengidentifikasi pelakunya. Kata dia, pelaku pembunuhan ini diduga dilakukan oleh ‘orang dekat’ korban.
“Kayaknya tidak jauh. Sementara dugaan kita orangnya tidak jauh,” cetusnya sambil meninggalkan wartawan.
Reporter: Saut Hutasoit
Editor: Luhut Simanjuntak
